Tribunners / Citizen Journalism
Program Makan Bergizi Gratis
Di Balik Program MBG: Ikan Kecil Didapat, Kail Panjang Patah
Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang dapat diibaratkan sebagai ikan kecil, ternyata telah menelan korban.
Oleh: Disna Riantina SH MH
Ketua Sahabat Milenial Indonesia/Co-Founder Equality Law Firm-Setara Institute
TRIBUNNEWS.COM - Ikan kecil didapat, kail panjang patah.
Demikianlah. Makan Bergizi Gratis (MBG), yang dapat diibaratkan sebagai ikan kecil, ternyata telah menelan korban.
Korbannya adalah kailnya itu sendiri yang senarnya panjang.
Ya, Presiden Prabowo Subianto telah melakukan efisiensi anggaran negara.
Efisiensi anggaran itu telah ia tuangkan ke dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dan Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025 pada 22 Januari 2025.
Bekas Komandan Jenderal Kopassus itu menargetkan penghematan anggaran sebesar Rp50,5 triliun dana Transfer ke Daerah (TKD), sehingga secara keseluruhan APBN 2025 ditargetkan mengalami efisiensi senilai Rp306,6 triliun.
Tak terelakkan, semua Kementerian/Lembaga (K/L) pun mau tak mau mengalami pemangkasan anggaran.
Ada 5 K/L yang mengalami pemangkasan anggaran paling besar.
Pertama, Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang mengalami pemangkasan anggaran terbesar, yakni Rp4,81 triliun atau 75,2 persen dari pagu anggarannya di 2025 yang mencapai Rp6,39 triliun.
Kedua, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang memangkas anggaran sebesar Rp81,38 triliun atau 73,34 persen dari total pagu tahun ini sebesar Rp110,95 triliun.
Ketiga, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman yang memangkas anggarannya hingga Rp3,66 triliun atau 69,4 persen dari pagu Rp5,27 triliun di APBN 2025.
Keempat, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang memangkas anggarannya sebesar Rp1,46 triliun atau 62,9 persen dari pagu 2025 sebesar Rp2,33 triliun.
Kelima, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang memangkas anggarannya sebesar Rp433,19 miliar atau 69,1 persen dari pagu Rp626,39 miliar tahun ini.
Lalu, untuk apa efisiensi anggaran itu? Ternyata untuk mencukupi kebutuhan 2 program. Pertama, Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tahun ini dianggarkan sebesar Rp71 triliun.
Kedua, untuk membayar utang luar negeri Indonesia warisan Presiden ke-7 RI Joko Widodo kepada Prabowo.
Diketahui, pada tahun pertama pemerintahannya, Prabowo mewarisi utang jatuh tempo Rp800,33 triliun yang harus dibayar pada 2025 ini.
Bunga utang tahun ini saja mencapai Rp552,9 triliun. Dengan begitu, tumpukan utang era Jokowi tembus Rp1.353 triliun dan harus dilunasi pada tahun pertama pemerintahan Prabowo.
Kail Patah
Meski mengalami pemangkasan anggaran tak sebesar 5 K/L di atas, karena memang anggarannya tak sebesar itu, dua Lembaga Penyiaran Publik (LPP), yakni Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan Radio Republik Indonesia (RRI) juga melakukan efisiensi anggaran yang berimplikasi pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran terhadap karyawan/pegawai kontrak, serta menghentikan sejumlah program siaran.
PHK sudah dilakukan kedua LPP itu sejak 4 Februari lalu. Maka sudah bisa dibayangkan bagaimana nasib mereka yang terkena PHK itu beserta keluarganya.
Katakanlah anak-anak mereka di sekolah mendapat MBG. Tapi akibat orangtua terkena PHK, anak-anak itu bisa putus sekolah. Lalu apa artinya mendapat MBG jika ternyata anak-anak itu putus sekolah?
Pemerintah ternyata lebih mengutamakan kebijakan "memberi ikan" berupa MBG yang habis sekali makan alias ikan kecil, daripada memberi kail yang senarnya panjang untuk mencari ikan sendiri alias memberikan pekerjaan.
Itu baru TVRI dan RRI. Belum K/L lain. K/L lain pun diyakini akan melakukan langkah serupa berupa PHK terhadap pegawai kontrak.
Juga melakukan pemutusan kontrak pekerjaan kepada para rekanan. Para rekanan pun kehilangan pekerjaan. Anak-anak mereka yang mendapat MBG di sekolah pun diprediksi banyak yang putus sekolah.
Lalu, untuk apa ikan, apalagi ikan kecil, bila tak punya kail, atau punya kail tapi akhirnya patah?
Korban Janji Kampanye
Mengapa Prabowo tampak tergopoh-gopoh melaksanakan program MBG yang dimulai pada 6 Januari lalu, padahal negara sedang tidak punya uang?
Karena ia terjebak atau menjadi korban dari janji kampanyenya sendiri yang akan menyediakan makan bergizi gratis saat menjadi calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024.
Bahkan bukan hanya anak sekolah yang ia janjikan akan mendapatkan MBG, melainkan juga ibu-ibu hamil dan menyusui serta orang lanjut usia (lansia).
Prabowo juga terjebak oleh utang luar negeri yang diwariskan Jokowi. Mau tak mau sebagai Presiden, Prabowo harus membayar utang yang sudah diterima Presiden yang digantikannya.
Apalagi naiknya Prabowo ke RI-1 berkat keringat Jokowi yang berani melakukan apa saja buat bekas Menteri Pertahanannya itu bersama Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Jokowi.
Termasuk diduga mengintervensi Mahkamah Konstitusi (MK), sehingga lembaga yang saat itu diketuai Anwar Usman, adik ipar Jokowi, membacakan Putusan No 90 Tahun 2023 yang memberikan karpet merah bagi Gibran untuk maju sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2024.
Sebab itulah, Prabowo tersandera utang budi kepada Jokowi. Mau tak mau, Prabowo harus melunasi utang-utang yang diwariskan Jokowi.
Juga melanjutkan semua proyek belum selesai yang ditinggalkan Jokowi. Termasuk IKN yang tahun ini anggarannya diblokir Menteri Keuangan Sri Mulyani gegara tidak ada uangnya, sehingga terancam mangkrak.
Saatnya Prabowo melepaskan diri dari bayang-bayang Jokowi! Kalau tidak sekarang, kapan lagi?
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Program Makan Bergizi Gratis
Kepala BGN Curhat ke DPR soal Program Makan Bergizi Gratis: Sudah 2 Bulan Kami Kerja 15 Jam Sehari |
---|
Anggota DPR Usul Siswa yang Keracunan MBG Terima Santunan dari Pemerintah |
---|
Wadah Makan Program MBG Impor dari China dan Mengandung Minyak Babi, Ini Penjelasan BGN |
---|
Kepala BGN: 7.475 SPPG Sudah Terbentuk, Tak Gunakan Uang Negara |
---|
Siswa Keracunan MBG, Ketua Gugus di Lombok Barat NTB: Kita Tidak Mau Anak Kita Dikasih Makanan Basi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.