Tribunners / Citizen Journalism
Global Views
Rontoknya Bisnis Volkswagen, Jerman Kena Tulah Memusuhi Rusia
Mahalnya biaya energi setelah pasokan migas Rusia dihentikan membuat Volkswagen kelimpungan. Biaya produksi dan operasional juga menjulang.
Thomas Schafer dari top manajemen VW mengatakan, ingin menggunakan penghematan tersebut untuk membebaskan dana yang dibutuhkannya untuk produk-produk baru.
"Kami sekarang membutuhkan uang untuk berinvestasi besar-besaran," kata Thomas Schäfer. Di Eropa, dua juta mobil lebih sedikit saat ini dijual per tahun dibandingkan sebelum pandemi corona.
Jumlah itu tidak mungkin berubah. Bagi VW, dengan pangsa pasar sekitar seperempat di Eropa, ini berarti kehilangan penjualan sekitar 500.000 mobil dari sekitar dua pabrik.
Menurut Schafer itu tidak ada hubungannya dengan produk mereka, atau kinerja penjualan yang buruk. Pasar menurutnya sudah tidak ada lagi.
Perkembangan ini bukan hanya malapetaka bagi banyak karyawan, yang kemungkinan besar akan kehilangan pekerjaan.
Ini akan memengaruhi seluruh permukiman di Jerman, tempat sebagian besar penduduk bekerja di perusahaan tersebut.
Di area ini, seluruh infrastruktur diarahkan ke pabrik. Namun, inilah nasib Jerman saat ini. Apa dampaknya terhadap ekonomi negara-negara Eropa lainnya?
Banyak suku cadang yang dibutuhkan pabrik Jerman tidak diproduksi di Jerman, tetapi di negara-negara Uni Eropa lainnya.
Hal ini juga terjadi pada sektor industri Jerman lainnya. Jika ekonomi Jerman menurun, ada efek langsung yang juga memengaruhi perusahaan-perusahaan di negara lain.
Karena kerja sama dan pengiriman telah berjalan dengan baik selama bertahun-tahun dan puluhan tahun, perusahaan-perusahaan di negara lain ini secara strategis telah mengarahkan diri mereka dengan sangat kuat terhadap ekonomi Jerman.
Jika terjadi penurunan pesanan atau bahkan kehilangan pelanggan, akan sangat sulit bagi perusahaan-perusahaan ini untuk menemukan pelanggan baru secara internasional.

Dari diskusi di media Jerman, jelas krisis itu bukan kesalahan manajemen perusahaan. Topik biaya energi disebutkan berulang kali.
Dua faktor selalu menjadi dasar bagi Jerman sebagai lokasi industri; keseriusan dan ketepatan pekerja Jerman dan energi yang murah. Jadi, penyebabnya dapat ditemukan dalam politik.
Perdebatan dalam kebijakan energi Jerman semuanya diketahui tidak masuk akal.
Pertama, Jerman menutup pembangkit listrik tenaga nuklir karena program energi hijau atau ramah lingkungan.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.