Senin, 29 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Global Views

Amerika, Eropa dan NATO Terjebak Krisis Serius yang Mereka Ciptakan Sendiri

Pemerintah AS menjatuhkan sanksi pada grup media Rossiya Segodnya, yang meliputi RIA Novosti, RT, Sputnik, dan Ruptly, terkait Pilpres AS 2024.

Sergei SUPINSKY / AFP
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan) dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg (kiri) pergi setelah konferensi pers setelah pembicaraan di Kyiv pada 28 September 2023. 

Pernyataan Harris bahwa ia dapat menyatukan Amerika adalah pemikiran ajaib yang paling menipu dirinya sendiri.

Begitulah masa depan demokrasi liberal dan stabilitas politik dalam imperium Amerika yang sedang merosot.

Di Inggris, perdana menteri Partai Buruh yang baru terpilih, Keir Starmer, kini telah menarik kembali janji kampanyenya untuk mengawali era kemakmuran baru bagi Inggris.

Hanya beberapa minggu setelah kemenangannya dalam pemilihan umum, Starmer memberi tahu warga Inggris mereka menghadapi setidaknya 10 tahun penghematan keuangan.

Terlepas dari kerusuhan anti-imigran baru-baru ini di sejumlah kota di Inggris, Starmer tampaknya percaya para pemilih Inggris akan secara pasif menerima satu dekade penghematan dan kenaikan pajak.

Ia berpikir mayoritas besar Partai Buruh di parlemen Inggris akan melindunginya dari kemarahan mereka.

Seperti Harris dan Trump, Starmer tetap berkomitmen teguh pada perang proksi Amerika di Palestina dan Ukraina, terlepas kenyataan banyak warga Inggris yang menentang keras keduanya.

Jajak pendapat terkini menunjukkan popularitas Partai Buruh telah menurun, dan anggota Partai Buruh yang besar semakin gelisah Starmer tak dapat memenuhi janji-janji utamanya.

Keputusannya minggu ini untuk memangkas pembayaran energi musim dingin kepada para pensiunan mengancam akan memicu pemberontakan anggota Partai Buruh

Partai Konservatif masih terpecah belah dan belum memilih pemimpin baru, dan para kandidat pemimpin adalah kumpulan orang-orang yang tidak memiliki pengaruh politik.

Dalam situasi seperti itu, orang Inggris dapat diharapkan menjadi semakin kecewa dengan pemerintahan Starmer.

Apakah ketidakpuasan ini terwujud dalam bentuk protes keras dan/atau peningkatan dukungan untuk partai Reformasi populis Nigel Farage masih belum jelas.

Di Jerman, ketidakstabilan politik telah berkembang jauh lebih parah daripada di Inggris Raya – sebagian besar disebabkan dampak ekonomi yang mengerikan dari konflik di Ukraina.

Popularitas pemerintahan koalisi Scholz yang bobrok (terdiri dari Demokrat Sosial, Demokrat Bebas, dan Partai Hijau) telah anjlok baru-baru ini.

Kemungkinan besar Scholz akan disingkirkan dari jabatannya pada pemilihan tahun depan, jika bertahan sampai saat itu.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan