Tribunners / Citizen Journalism
Menikmati Hangatnya Kawah Ratu di Kabupaten Bogor
Kawah Ratu adalah tempat wisata alternatif yang merupakan dampak dari erupsi freatik yang sering terjadi di Gunung Salak.
Rute perjalanan yang sangat singkat adalah melalui rute jalur Pasir Reungit. Lokasinya berjarak 3,6 kilometer atau sekitar 2 – 3 jam dari Jalur Pasir Reungit. Karena jalan yang dilalui berberbatu membuat pengunjung hanya dapat mengaksesnya dengan berjalan kaki.
Untuk roda empat dan roda dua bisa memarkir di area yang sudah disediakan. Lokasi yang dikelola swadaya oleh masyarakat itu mempunyai harga tiket masuk (HTM) kisaran 20 ribu per orang.
Namun, jika belum pernah mendaki sebelumnya, maka diwajibkan mendaki bersama guide yang telah disediakan, dengan biaya sewa kurang lebih 300 ribu untuk sampai ke Kawah Ratu.
Setelah melewati pintu masuk gerbang Kawah Ratu, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan dengan melewati jalan berbatu.
Untuk memulai perjalanan pengunjung akan melewati rute pendakian awal sampai ke Kawah Mati dengan melewati hutan belantara.
Hutan belantara adalah jalur pendakian yang didominasi tanah bebatuan besar yang keras.
Di sepanjang jalur ini juga melewati sumber air dan sungai dengan air yang jernih yang mengalir, bahkan kadang terlihat hewan air seperti ikan – akan kecil.
Pengunjung juga dimanjakan dengan keseruan penemuan pohon yang lebat dan rimbun membentuk seperti terowongan mini, lalu bisa berjalan menerobos dibagian bawahnya.
Karena Bogor adalah kota hujan, pengunjung harus lebih berhati – hati karena terkadang ada genangan air yang membuat akses tersebut menjadi licin.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam dengan beberapa kali istirahat sebentar, akhirnya sekitar pukul 11.25 kami tiba di sumber mata air terakhir sebelum sampai ke Kawah Ratu, pengunjung dapat dimanjakan berupa sungai dengan aliran air yang tak begitu deras, dengan air yang sangat jernih dan juga bersih.
Kebersihan air di Sungai itu membuat pengunjung bisa menyicipi langsung, dan rasanya sangat segar sekali.
Untuk pengunjung yang ingin mengisi ulang stok air minumnya, maka ambil lah air disini, karena disini tempat air terakhir yang dapat dikonsumsi dan setelah rute ini adalah kawasan kawah, jadi air tersebut akan tercampur dengan belerang dan tidak layak untuk dikonsumsi.
Seusai istirahat di sungai terakhir, kami melanjutkan perjalanan kembali. Membutuhkan waktu sekitar 20 menit, kami tiba dikawasan Kawah Mati.
Lokasi ini berada pas di pinggiran Kawah Ratu, medan berganti hutan belantara, menjadi jalur bebatuan khas kawah gunung, dan bau belerang sudah mulai tercium aromanya.
Kawasan ini memiliki tanjakan yang terjal dan lumayan curam.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Rugikan Petani dan Masyarakat, Mentan Amran Ajak IPB Bersatu Lawan Mafia Pangan |
![]() |
---|
Benarkah Minum Air Kelapa Berpotensi Cegah Batu Ginjal? Simak Penjelasannya |
![]() |
---|
Ahli Gizi IPB: Hindari Mie Instan dan Nasi Bersamaan, Perbanyak Sayur dan Protein |
![]() |
---|
Ini Penyebab Seringnya Kejadian Keracunan Massal Akibat Konsumsi MBG |
![]() |
---|
Menaker Ajak Mahasiswa Baru IPB Siapkan Diri dengan Multi Kompetensi dan Pola Pikir Adaptif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.