Minggu, 5 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Markas Legiun Asing Prancis di Ukraina Hancur! Apa Artinya?  

Serangan ke Legiun Asing Prancis ini pukulan telak bagi Ukraina, sekaligus menguak fakta betapa dalamnya keterlibatan asing dalam perang Rusia-Ukraina

Tangkap Layar/Kostiantyn Liberov/Libkos/Getty Images
Dampak dari serangan rudal terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di ibu kota Ukraina, Keiv, pada 2 Januari 2024. Moskow menembakkan rudal hipersonik Kinzhal yang diluncurkan dari udara pada Selasa dini hari. Serangan Rusia itu menargetkan Kiev sebagai sasaran utama, menurut kepala departemen Angkatan Udara Ukraina. 

Dalam pidato pertamanya sebagai Menhan Inggris Senin lalu, Shapps menggambarkan Inggris sebagai kekuatan militer global terkemuka.

Ia mencatat indikasinya dari rekor anggaran pertahanan negara tersebut sebesar £50 miliar ($63 miliar), serangan udara baru-baru ini terhadap pasukan Houthi di Yaman, dan pengumuman Perdana Menteri Rishi Sunak paket bantuan militer senilai £2,5 miliar ($3,2 miliar) untuk Ukraina minggu lalu.

Shapps bersumpah ia akan lebih meningkatkan belanja militer Inggris, dan ia akan menggunakan pengaruhnya untuk memastikan solidnya sekutu dan teman-teman Inggris lainnya selaras dengan mereka.

“Dalam waktu lima tahun kita mungkin akan melihat berbagai arena (konflik) termasuk Rusia, Tiongkok, Iran, dan Korea Utara,” kata Shaaps dikutip Russia Today.

“Tanyakan pada diri Anda sendiri, dengan melihat konflik-konflik yang terjadi di seluruh dunia saat ini, apakah kemungkinan besar jumlah tersebut akan bertambah atau berkurang? Saya kira kita semua tahu jawabannya. Kemungkinan besar akan tumbuh, jadi tahun 2024 harus menjadi titik perubahan,” katanya.

Inggris menghabiskan lebih dari 2 persen PDB-nya untuk pertahanan dan bertujuan untuk meningkatkan angka ini menjadi 2,5 %, kata Shapps.

NATO mengharuskan anggotanya membelanjakan lebih dari 2 %, namun hanya sepertiga dari 31 anggotanya yang benar-benar memenuhi persyaratan ini.

Shapps bukanlah tokoh senior Inggris pertama yang memperkirakan negaranya akan segera terlibat dalam perang skala besar.

Kepala Staf Umum Inggris, Jenderal Patrick Sanders, menyatakan pada 2022, Inggris harus membentuk tentara yang mampu berperang bersama sekutu kita dan mengalahkan Rusia dalam pertempuran.

Inggris juga harus siap untuk berperang di Eropa. Namun, sekutu Inggris meragukan kemampuan tempur Inggris.

Awal tahun lalu, seorang jenderal senior AS mengatakan kepada Rishi Sunak, Washington menganggap Inggris hanyalah kekuatan militer tingkat dua.

Ini level sama dengan Jerman atau Italia. Jauh dibandingkan kekuatan tingkat satu seperti AS, Rusia, Tiongkok, atau Prancis.

Jenderal Amerika yang berbicara kepada Sky News memperkirakan Inggris memerlukan waktu antara lima dan sepuluh tahun untuk membangun divisi perang baru yang terdiri dari 25.000 hingga 30.000 tentara yang didukung oleh tank, artileri, dan helikopter.

Berbicara kepada wartawan setelah pidatonya, Shapps tidak menjelaskan secara rinci bagaimana potensi konflik dengan Rusia, Tiongkok, Iran dan Korea Utara dapat berkembang.

Dia mengatakan tujuan keseluruhan pidato hari ini adalah untuk memastikan seluruh anggota NATO ikut menanggung beban tersebut dengan meningkatkan pengeluaran militer.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved