Tribunners / Citizen Journalism
Serba-serbi Terapi Kanker
Inilah penjelasan mengenai terapi kanker. Mulai dari pembedahan, pemberian obat kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, hingga terapi fotodinamik.
Beberapa kanker ternyata sensitif dengan terapi hormonal. Seperti misalnya pada kanker payudara terdapat reseptor hormonal yang disebut estrogen reseptor.
Blokade terhadap reseptor ini diyakini dapat menghambat pertumbuhan sel ganas.
Hanya saja terkadang muncul efek samping seperti gangguan menstruasi, perubahan suasana hati dan meningkatnya risiko penggumpalan darah.
Baca juga: Kenali Tiga Gejala yang Timbul Saat Seorang Anak Mengidap Kanker Darah

Pada kanker darah seperti leukemia akut dan myeloma multipel, ternyata setelah diberikan kemoterapi, jika syaratnya terpenuhi, dapat dilanjutkan dengan transplantasi sel punca.
Ada dua pilihan yaitu transplantasi autologus dengan menggunakan sel punca yang berasal dari pasiennya sendiri atau transplantasi alogenik, sel punca didapatkan dari donor yang cocok.
Sel punca yang 'ditanam' diharapkan akan tumbuh sel-sel sehat yang akan menggantikan keberadaan sel-sel kanker.
Fase kritis penggunaan metode ini adalah saat menunggu pertumbuhan sel baru di mana pasien rentan terhadap infeksi.
Kanker kulit stadium awal seringkali diberikan krioterapi. Metode ini menggunakan zat yang mampu membekukan jaringan kulit.
Namun metode ini tidak melulu untuk mengatasi kanker kulit. Beberapa kelainan kulit non kanker ternyata juga dapat diatasi dengan metode ini.
Karena menyasar area kulit, metode ini bisa menimbulkan efek samping nyeri, bengkak, dan gangguan saraf tepi.
Metode lain untuk mengatasi kanker adalah terapi fotodinamik.
Metode ini menggunakan obat yang diaktifkan oleh cahaya dengan panjang gelombang tertentu.
Dari sejumlah penelitian menunjukan bahwa terapi ini mampu memicu sistem kekebalan tubuh sehingga membantu dalam melawan sel-sel kanker.
Efek samping yang dilaporkan adalah berupa hipersensitivitas kulit, bengkak dan nyeri.
Bagaimana dengan pengobatan alternatif? Terapi ini sangat beragam jenisnya namun masih kurang bukti ilmiahnya.
Dampak buruk tidak dapat diprediksi. Keberhasilan masih terbatas testimoni. Ketidakberhasilan masih menjadi misteri.
Sumber: TribunSolo.com
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Cerita Shantyna Alami Nyeri Punggung, Dikira Biasa Ternyata Kanker Multiple Myeloma |
![]() |
---|
Kaum Pria Berisiko Tinggi Kena Kanker Darah, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya |
![]() |
---|
Pemerintah Diminta Hati-hati Saat Uji Coba Vaksin Kanker Enteromix Asal Rusia di Indonesia |
![]() |
---|
Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker Multiple Myeloma, Apa yang Harus Dilakukan? |
![]() |
---|
Rusia Umumkan Temuan soal Vaksin Kanker, Menkes Harap Uji Klinisnya Ada di Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.