Tribunners / Citizen Journalism
Tawaran Duet Cak Imin – Airlangga
Baik Cak Imin maupun Airlangga sama sama berasal dari dua partai yang cenderung moderat dalam spektrum ideologinya masing masing.
Tawaran Duet Cak Imin – Airlangga
Oleh : KH. Anis Maftuhin
TRIBUNNEWS.COM - Bicara politik adalah bicara soal kemungkinan-kemungkinan. Setiap saat, bahkan setiap detik bisa terjadi perubahan-perubahan yang tak diperkirakan dan mengejutkan. Demikian halnya dengan situasi dan kondisi perpolitikan sebuah negara besar seperti Indonesia dengan aneka rupa kepentingan dan golongan yang memainkannya.
Dalam sepekan ini, politik Indonesia riuh rendah merespon munculnya nama Ganjar Pranowo sebagai calon presiden resmi dari PDIP. Fakta ini pun tampak seperti sebuah kejutan. Pasalnya tak sedikit pihak yang pesimis bahwa Ketua Umum PDIP Megawati akan menjatuhkan pilihannya pada Ganjar.
Namun penasaran itu kini sudah terjawab: semua dinamika sebelumnya yang terlihat seolah olah Ganjar tak direstui partainya ini pun bisa disimpulkan hanya sebagai “sandiwara” politik yang sengaja dipertontonkan untuk menaikkan daya tarik Ganjar saja.
Gaya “kejut mengejutkan” ini sebelumnya juga dimainkan oleh Partai Nasdem yang waktu titu tiba tiba dengan penuh percaya diri mendeklrasikan Anis Baswedan sebagai calon presiden, meski belum punya koalisi. Pro konta tentang siapa yang menjadi wakil keduanya juga ramai dibicarakan. Nah, akankah ada kejutan lagi untuk Pilpres 2024 nanti? Tentu saja sangat mungkin, dan pasti ada.
Seperti diyakini banyak orang, bila calon presiden yang akan bertanding di laga Pilpres 2024 nanti hanya dua calon, yaitu Ganjar dan Anis, maka siapapun calon wakil mereka akan tetap menimbulkan polarisasi massa sebagaimana pada pilpres 2014 dan 2019. Akibatnya, demokrasi di Indonesia akan semakin terpuruk dan jatuh dalam kubangan konflik identitas yang tak berkesudahan.
Adu ide, gagasan, program atau kebijakan-kebijakan yang akan diimplementasikan sebagai pertanda majunya demokrasi sebuah bangsa tak akan terwujud. Artinya, di pilpres 2024 ini nanti perang identitas dan labelisasi berbau sara akan kembali menyeruak, bahkan lebih ekstrim dari dua pilpres sebelumnya.
Kondisi itulah yang mendorong perlunya muncul pasangan alternatif yang bisa menjawab semua kekhawatiran. Dari sekian banyak nama yang bererdar di permukaan, penulis meyakini bahwa Gus Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bisa menjadi kuda hitam dan akan sangat ideal bila disandingkan dengan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartanto. Yakni, Cak Imin calon presiden dan Airlangga wakilnya.
Pasangan Yang Mencairkan
Baik Cak Imin maupun Airlangga sama sama berasal dari dua partai yang cenderung moderat dalam spektrum ideologinya masing masing. Cak Imin dengan PKB nya adalah representasi Islam politik tradisionalis yang moderat, terbuka dan berbasis kaum nahdhiyyin. Sementara Airlangga dengan Golkarnya adalah representasi dari partai nasionalis moderat yang punya tingkat kematangan politik yang sudah teruji debut dan pengalamannya.
Duet Cak Imin dan Airlangga, atau Pasangan “Cair” (Cak Imin-Airlangga) ini pasti akan bisa mencairkan kebuntuan pilihan dan kerasnya benturan yang akan terjadi bila yang bertempur di Pilpres 2024 nanti hanya kubu Ganjar dan Anis Baswedan yang sama sama kita ketahui didukung oleh basis massa ekstrim kiri dan ekstrim kanan.
Soal kapabilitas, Cak Imin dan Airlangga juga bukan tokoh politik kaleng-kaleng. Keduanya adalah ketua umum partai politik papan atas di Indonesia. Eksistensi dan karir keduanya di partai masing masing membuktikan bahwa Cak Imin dan Airlangga memiliki kemampuan politik dan kepemimpinan yang tak terbantahkan.
Cak Imin misalnya, sosok politisi santri telah terbukti tidak hanya berhasil dalam meningkatkan dukungan pemilih PKB selama beberapa pemilu terakhir, namun juga sukses meluaskan sebaran pendukung PKB hingga menasional dan tidak hanya terkonsentrasi di Jawa Timur yang merupakan basis massa kaum nahdhiyyin. Fakta mencatat, bahwa PKB dibawah kendali kepemimpinan Cak Imin berhasil melakukan penetrasi dan mendulang suara suara, bahkan basis basis baru di luar Jawa Timur. Artinya, Cak Imin telah menunjukkan kapasitasnya sebagai kader partai yang punya kapabilitas dan layak diperhitungkan.
Sementara Airlangga Hartanto, sebagai ketua umum Golkar saat ini juga memiliki segudang prestasi dalam mempertahankan eksistensi Partai Golkar sebagai partai papan atas dengan segala dinamika internal partai berlambang beringin ini. Ada beberapa prestasi Airlangga di Golkar yang menunjukkan kapasitas dan kapabilitas kepemimpinannya.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Migrant Watch Minta Evaluasi Program Magang Pemerintah untuk Lulusan Perguruan Tinggi |
![]() |
---|
Dorong Ekonomi Rakyat, Firnando Minta SAL Rp200 T Disalurkan Lewat KUR Himbara |
![]() |
---|
Mahasiswa Apresiasi Golkar Buka Ruang Dialog Dengar Aspirasi Rakyat Soal Tuntutan 17+8 |
![]() |
---|
Komposisi Menteri-Wamen dari Parpol usai Prabowo Lakukan Reshuffle: Gerindra Terbanyak, Ada 12 Orang |
![]() |
---|
Cak Imin: Setiap Rupiah APBN Harus Berdampak pada Pemberdayaan Masyarakat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.