Minggu, 5 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perubahan Peta Geopolitik Global: Berapa Lama Perang Rusia Vs Ukraina Akan Bergantung pada 3 Hal Ini

Seberapa lama konflik Rusia-Ukraina ini dan upaya mitigasi potensi kerusakan yang ditimbulkan tergantung dari tiga hal. Apa saja?

AFP/SERGEY BOBOK
Foto ini diambil pada 27 Februari 2022 menunjukkan sebuah kendaraan pengangkut personel lapis baja Rusia (APC) terbakar di samping tubuh tentara tak dikenal selama pertempuran dengan angkatan bersenjata Ukraina di Kharkiv. - Pasukan Ukraina mengamankan kendali penuh atas Kharkiv pada 27 Februari 2022 menyusul pertempuran jalanan dengan pasukan Rusia di kota terbesar kedua di negara itu, kata gubernur setempat. (Photo by Sergey BOBOK / AFP) 

Oleh: Eko Setiadi
Analyst Energy & Geopolitics / Co-Founder Centre for Energy and Innovation Technology Studies (CENITS)

TRIBUNNERS - Konflik Rusia-Ukraina akhirnya menjadi operasi militer terbuka.

Berawal dari Ukraina yang ingin bergabung ke NATO. Rusia menolak dengan alasan bergabungnya Ukraina ke dalam NATO sebagai existensial threat yang mengancam Rusia.

Ekspansi NATO ke halaman depan Rusia dinilai akan disusul oleh berdirinya pangkalan militer di Ukraina.

Ketegangan pecah setelah Pesiden Putin mengumumkan perintah operasi militer di timur Ukraina pada Kamis (24/2) menyusul pengakuan kemerdekaan Donetsk dan Luhanks atas Ukraina.

Rusia melancarkan serangan ke sejumlah kota di Ukraina, termasuk Kiev.

Baca juga: Hari ke-11 Invasi: Pembicaraan Biden & Zelenskiy hingga Rusia Semakin Fokus Menyerang Kyiv

Apa Dampak Invasi Rusia terhadap Kondisi Global?

Kawasan Eurasia kaya akan sumber daya alam, khususnya minyak, gas, dan pertambangan.

Hal ini menjadi keunggulan daya saing sekaligus faktor yang meningkatkan perebutan pengaruh dan kepentingan kekuatan ekonomi negara lain.

Untuk menghadapi UE dan Amerika Serikat, Rusia memilih jalan memutar dengan memperkuat aliansi ekonomi dengan China.

Di tahun 2014, pertemuan Presiden Putin dengan Perdana Menteri China Li Keqiang di Moskow menghasilkan kesepakatan di sektor energi, perbankan, hingga otomotif.

Sebelum invasi, harga minyak mentah sudah menembus US$ 86 per barel sebagai akibat lonjakan permintaan dan mulai pulihnya ekonomi global.

Saat ini harga minyak US$ 116 per barel. Harga gas Dutch Title Transfer Facility (TTF), sebagai referensi untuk Eropa, melonjak ke level € 199.99 per megawatt jam (MWh) pada Kamis (3/3). Bursa saham dunia langsung anjlok.

Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga dan produsen gas alam terbesar kedua dunia.

Rusia mengekspor 70% ekspor gasnya ke Eropa via pipa melalui Ukraina. Dengan pangsa pasar 12%, Rusia merupakan salah satu produsen minyak global terbesar. Separuh dari ekspor minyak dan kondensatnya ditujukan ke Eropa.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved