Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Squid Game dan Percaturan Kehidupan

Drakor “Squid Game” masih ramah dibicarakan, bahkan menjadi trending topic kembali hari-hari ini.

dok.
Di Store IUIGA, perayaan Halloween ditandai dengan penampilan staf toko dengan kostum Squid Game. 

Saat kancil dimakan buaya

Dalam dongeng anak-anak, si kancil selalu tampil sebagai pemenang karena terampil. Di drakor Squid Game, kecerdasan tidak menjamin kita menjadi pemenang. Ada faktor lain yaitu keberuntungan (atau kelicikan?).

Di dunia politik kita mengenal istilah kuda hitam, yaitu orang-orang tak terduga yang muncul di saat yang tepat pada tempat yang tepat pada waktu yang tepat pula. Mengapa? Peraturan sungguh tidak terduga dan bisa saja diubah oleh pemimpin permainan.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap gerakan di Indoesia—terutama di bidang politik—selalu ada bohir mahir di belakangnya. Jika di Squid Game ini sang bohir selalu memakai topeng, bohir politik bertindak sama meskipun orang masih bisa ‘mengintip’ mata sang bohir. Bukankah mata adalah jendela hati.

Bagaimana bisa ditebak? Just follow the money, kata orang sono.

Meskipun uang bisa mengalir sampai jauh, tetapi dari hilir bisa dilacak sampai ke hulu.

Siapa pemegang sumbu? Siapa yang menyulut? Siapa yang menyaksikan dari sudut?

Tarik tambang tanpa tahu siapa pemenang dan siapa pecundang

Di Squid Game, salah satu permainan yang menguras adranlin pemain adalah tarik tambang. Peserta diminta untuk memilih sendiri anggota timnya tanpa tahu pemainan berikutnya. Siapa pun regu yang kalah berakhir dengan tubuh terhempas ke tanah? Bukan! Ke beton yang keras. Itulah sebabnya permainan ini disebut ‘Tug of War’. Benar-benar peperangan antara hidup dan mati.

Hal yang sama terjadi di dunia politik.

Bukankah di dalam pertarungan politik, kalaupun tiap tim punya tenaga ahli bahkan konsultan politik handal (baca= mahal), siapa lawannya nanti dan apa strateginya belum tentu bisa tertebak dengan pasti. Ada saja orang-orang yang tiba-tiba menyalip di tikungan dengan amunisi penuh di tangan.

Permainan kotor, selalu ada. Seorang preman yang jadi pemain di Squid Game punya ‘orang dalam’—seorang dokter—yang sengaja disusupkan oleh panitia karena bisnis kotor mereka: penjualan organ tubuh dari pemain yang mati atau—ini yang membuat kita merinding—ianggap mati.

Karena bocoran itulah preman itu memilih pemain pria yang bertubuh kuat. Bagaimana dengan pemain yang ‘lemah’ karena kebagian orang tua dan perempuan?

Ternyata justru pemain tertua sekaligus pertama bernomor punggung 001 yang memberikan strategi permainan yang jitu. Di pentas politik nasional ada saja politisi senior yang terindikasi netizen berada di balik tokoh tertentu yang digadang-gadang bakal berkontestasi merebut RI satu.  Apakah ini sekadar teori konspirasi atau atas asumsi di balik asap ada api?

Hati sebening kelereng

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved