Soal Video Pelajaran Agama Dihapus jika Jokowi Terpilih, Kemenag: Mustahil
Ini kata Kementerian Agama (Kemenag) soal kampanye hitam yang menyebut pelajaran Agama dihapus jika Jokowi terpilih.
Keberadaan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) misalnya, sebagai madrasah unggulan terus dikembangkan sehingga jumlahnya semakim banyak dan tersebar di berbagai provinsi.
Selain itu, kementerian pimpinan Lukman Hakim Saifuddin itu juga merekognisi pesantren salafiyah dan ma'had aly (perguruan tinggi di pesantren) dalam bentuk penyetaraan atau muadalah.
"Pemerintah juga menyiapkan RUU Pesantren untuk memberikan afirmasi dan rekognisi bahkan fasilitasi pada tradisi dan kekhasan keilmuan di pesantren," tuturnya.
Selain itu, sarana prasarana pendidikan tinggi keagamaan Islam Negeri (PTKIN) maju pesat.
Hal ini dibuktikan dengan 58 PTKIN yang telah memiliki gedung perkuliahan baru.
"Intinya, penguatan pendidikan agama dan keagamaan, kata Kamaruddin, telah banyak dilakukan Kemenag," ujar dia.
Selain fisik, penguatan itu juga dilakukan pada aspek pengembangan SDM (beasiswa), kurikulum maupun penguatan proses belajar mengajar.
"Saya justru optimis, pendidikan agama ke depan di Indonesia akan semakin kuat dan berkualitas," kata dia.
Hal senada juga disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendi yang menegaskan, tak ada rencana untuk menghapus mata pelajaran agama.
"Tidak benar itu. Enggak ada penghapusan," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Baca: Hasil Survei Terbaru Elektabilitas Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi dari Empat Lembaga, Cek di Sini
Muhadjir juga membantah pernyataan perempuan dalam video itu yang menyebut, pondok pesantren akan diubah menjadi sekolah umum jika Jokowi terpilih.
Muhadjir menegaskan, pemerintahan Jokowi justru berupaya memperkuat pondok pesantren.
Satu di antaranya dengan mempersiapkan UU Pondok Pesantren.
"Tidak mungkin itu. Bahkan ada rencana membuat UU pondok pesantren. Berarti kan kuat," kata dia, dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)