Minggu, 5 Oktober 2025

Datangi PT Timah, Emak-Emak Jual Pasir Timah dalam Baskom: Tolong, Anak Mau Nyusu

Viral emak-emak bawa baskom timah ke PT Timah Toboali. Curhat 4 hari tak laku jual, anak butuh makan, warga keluhkan razia kolektor.

Editor: Glery Lazuardi
ISTIMEWA
JUAL PASIR TIMAH - Emak-emak membawa baskom berisi timah basah ke Kantor PT Timah Toboali, Bangka Selatan, sambil menangis sulitnya menjual hasil tambang. 

TRIBUNNEWS.COM - Viral di media sosial seorang emak-emak menjual Pasir Timah.

Video viral itu berdurasi 41 detik dan 1 menit 49 detik. 

Dia membawa baskom yang di dalamnya berisi timah basah.

Baskom itu dibawa ke Kantor Wasri PT Timah di Kelurahan Tanjung Ketapang, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (2/10/2025) pagi.

Dia ingin menjual pasir timah yang didapatnya.

Timah basah adalah istilah yang merujuk pada logam timah (Sn) dalam bentuk cair atau semi-cair, biasanya hasil dari proses peleburan.

Timah memiliki titik leleh rendah, sekitar 232°C, sehingga mudah dilelehkan untuk berbagai keperluan industri maupun kerajinan.

Emak-emak menempatkan timah basah di baskom karena baskom tahan panas digunakan untuk menampung timah yang baru dilelehkan dari tungku atau solder.

Ini memudahkan proses pendinginan atau pencetakan ulang.

Baskom berfungsi sebagai wadah pengaman agar timah cair tidak menyebar ke permukaan kerja, yang bisa berbahaya karena suhu tinggi. 

Bangka Belitung dikenal sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia.

Wanita itu merupakan salah satu penambang rakyat.

Penambang rakyat di Bangka masih banyak, tetapi kini berada dalam posisi rentan. 

Mereka menghadapi tekanan dari regulasi, penurunan harga, razia satgas, dan dominasi korporasi. 

Di tengah konflik ini, tuntutan mereka adalah akses yang adil, harga yang layak, dan perlindungan terhadap mata pencaharian.

Penambang rakyat masih aktif, namun hanya mengakses sekitar 10 persen wilayah tambang, sementara 90% IUP dikuasai PT Timah Tbk.

Banyak penambang beroperasi tanpa izin resmi, sehingga dianggap ilegal dan rawan razia.

Dalam proses seperti penyolderan manual atau pembuatan kerajinan logam, timah cair di baskom bisa diambil dengan alat khusus untuk diaplikasikan langsung.

Baskom memungkinkan timah cair mendingin secara perlahan dan merata, sehingga tidak retak atau rusak saat membeku.

Dia terlihat duduk di lantas. Wanita itu memakai baju berwarna cokelat, jilbab dan celana berwarna merah.

Perempuan tersebut mengeluhkan sulitnya menjual timah yang didapatkan dari aktivitas menambang selama beberapa hari terakhir.

“Ni nek ngenjual ke PT Timah. Ni lokasi e. (Ini mau menjual ke PT Timah. Ini lokasinya),” kata perempuan di dalam video tersebut sembari membawa baskom penuh timah.

“Minta tolong mana orang timah. Aku mau menjual timah, berapa hari anak aku mau menyusu dan makan. Ni timahnya semangkok, tolong, empat hari aku di sini,” tambahnya lagi sembari meletakkan baskom di atas lantai keramik.

“Lah hekaput keliling Habang dakde yang meli timah. (Sudah mondar-mandir keliling Toboali tidak ada yang beli). Tolong lah,” ucapnya.

Tak berselang lama kedua petugas keamanan yang berada di lokasi langsung masuk ke dalam kantor dan memanggil seorang rekan lainnya. Sementara potongan video lainnya dengan berdurasi 1 menit 49 detik menunjukkan perempuan tersebut tengah duduk di teras kantor dengan seorang petugas keamanan. 

“Tolonglah beli bang. Aku mau makan bang. Dak cocok lagi ikak macem ne (Tidak cocok lagi kalian seperti ini). Tolonglah bang,” keluh ibu itu.

“Di sini bukan tempat menjual timah. Ini merupakan tempat gudang penampungan,” jawab seorang pria dalam video itu.

Lantas petugas keamanan dan emak-emak terlibat percakapan mengenai penjualan timah. Bahkan perempuan tersebut sempat menyebut adanya razia kolektor timah.

Perempuan di dalam video itu pun turut menyesalkan banyak timah milik masyarakat tak laku untuk dijual. 

“Dak tahan agik digawe timah ngejuel kemane ngejual haro. (Tidak tahan lagi dibuat timah. Menjual kemana, menjual susah),” timpal ibu tersebut.

Hingga kini video tersebut terus tersebar di beberapa grup maupun media sosial. Penggalan video itupun tampak telah diteruskan secara berkali-kali oleh beberapa orang. Belum ada pernyataan resmi dari PT Timah mengenai viralnya video tersebut. Termasuk keluhan masyarakat yang sulit menjual timah.

Harga timah saat ini berada di kisaran USD 34.975 per ton, naik sekitar 9,97% dibanding tahun lalu.

Meski sempat anjlok akibat lemahnya permintaan dari China dan gangguan pasokan global, harga timah kini menunjukkan tren pemulihan.

Harga timah belum anjlok total, tapi masih fluktuatif dan belum pulih penuh.

Penambangan masih berlangsung, namun menghadapi tekanan dari sisi produksi, regulasi, dan sosial.

Penambang rakyat menghadapi tantangan berat, sementara perusahaan besar seperti PT Timah berupaya mengejar target di tengah kondisi yang belum ideal.

Di Bangka Belitung, pos PT Timah dirusak massa penambang rakyat menjelang demo besar-besaran.

Penambang menuntut:

Kenaikan harga pasir timah

Kemudahan proses pembayaran

Penghapusan razia oleh Satgas Timah

Banyak penambang kini beralih ke kebun sebagai antisipasi terhadap ketidakpastian tambang.

Pos pengumpul bijih timah di Desa Bencah, Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, menjadi sasaran aksi massa pada Senin (29/9/2025). Peristiwa ini terjadi menjelang demonstrasi besar-besaran yang direncanakan para penambang pekan depan. 

Ketidakpuasan penambang dipicu oleh kehadiran Satuan Tugas (Satgas) Timah serta harga pembelian pasir timah yang dianggap terlalu rendah. Kepala Desa Bencah, Heri Purnomo, mengonfirmasi bahwa massa yang terlibat tidak hanya berasal dari Desa Bencah, tetapi juga dari daerah lain yang melakukan penambangan di desa tersebut. 

"Intinya masalah harga, massa meminta ada kenaikan harga dan proses pembayaran dipermudah," kata Heri saat dihubungi pada Selasa (30/9/2025). 

Ia menambahkan, keberadaan Satgas tidak menjadi masalah selama harga jual timah menguntungkan masyarakat penambang. 

Heri juga menjelaskan, saat ini harga timah anjlok, dan banyak kolektor enggan membeli karena khawatir akan razia yang dilakukan oleh Satgas. "Ada kekhawatiran soal penjualan timah," ujar Heri. Meski demikian, Heri memastikan, kondisi saat ini telah kondusif dan masyarakat kembali menjalankan aktivitas sehari-hari. 

Ia juga menyarankan agar masyarakat kembali menggarap kebun sebagai langkah antisipasi terhadap ketidakpastian usaha tambang timah.

"Dulu kan masyarakat kerja berkebun, kalau bisa mulai lagi berkebun," harapnya. Sementara itu, aksi massa yang terjadi sekitar pukul 10.00 WIB di pos milik PT Timah Tbk menyebabkan kerusakan pada sejumlah inventaris. Kaca jendela pos pecah berantakan, meja serta kursi patah. 

Satgas yang berada di lokasi tidak mampu meredam massa yang berjumlah ratusan orang. Kepala Bidang Humas Polda Bangka Belitung, Kombes Fauzan Sukmawansyah menyatakan, situasi telah kembali kondusif dan permasalahan telah ditangani secara langsung oleh Polres dan manajemen PT Timah Tbk. 

Penutupan Tambang Timah Ilegal 

Presiden Prabowo Subianto mengatakan telah memerintahkan untuk menutup 1.000 tambang timah ilegal di Bangka Belitung. 

Hal itu disampaikan Prabowo saat menghadiri penutupan Musyawarah Nasional (Munas) Ke-6 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, Senin (29/9/2025).

Prabowo menyebut selama ini sekitar 80% hasil timah Indonesia diselundupkan ke luar negeri melalui berbagai jalur, mulai kapal hingga feri. 

“Mulai 1 September kemarin saya perintahkan TNI, Polri, dan Bea Cukai melakukan operasi besar-besaran menutup tambang ilegal. Sekarang, sampan pun tidak bisa keluar,” tegasnya. 

Dengan langkah itu, pemerintah memperkirakan mampu menyelamatkan Rp22 triliun hanya dalam empat bulan hingga akhir 2025. “Tahun depan, kita bisa selamatkan Rp45 triliun dari dua pulau ini saja,” lanjutnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com 

 

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved