Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Tanpa Alat Berat, Khofifah: Tak Memungkinkan Dipakai, Berisiko
Gubermur Khofifah beberkan alasan Tim SAR tak berani ambil risiko menggunakan alat berat untuk evakuasi, takut memicu pergerakan dan menambah beban.
Semua itu, katanya, merupakan upaya agar korban bisa dibantu dikeluarkan dari reruntuhan dalam kondisi selamat.
“Kalau ada kesan lambat, bukan lambat. Tapi ada yang harus diselamatkan di situ,” pungkas Khofifah.
Khofifah juga menjelaskan bahwa Tim SAR yang bertugas merupakan orang-orang yang profesional, bahkan bersertifikat internasional.
“Tim SAR dari Basarnas yang bertugas di sana itu ada 12 orang dan bersertifikat internasional. Mereka profesional dan pernah membantu di Turki dan Myanmar. Sebegitu pun memang tidak mudah untuk mengambil posisi dari tim pencarian dan penyelamatan,” katanya.
Kata Tim SAR
Sementara itu, SAR Mission Coordinator (SMC), Nanang Sigit, mengatakan para korban tidak bisa ditarik atau dievakuasi karena pinggangnya terhimpit beton.
Beberapa korban lain yang masih hidup di bawah reruntuhan masih menunjukkan reaksi saat petugas SAR menggunakan teknologi scan, ada yang menggerakkan kakinya atau menggerakkan bagian tubuh lain yang bisa dilakukan.
“Mereka merespons. Ada dengan menggerakkan kakinya. Artinya, kami melihat masih ada tanda-tanda kehidupan di sana (di bawah reruntuhan bangunan),” ujar Nanang, dilansir Surya.co.id.
Oleh karena itu, Nanang menegaskan sejauh ini pihaknya tidak merekomendasikan untuk evakuasi dengan alat berat karena dikhawatirkan terjadi hal-hal tidak diinginkan kepada para korban yang masih selamat itu.
Selain itu, juga demi keamanan petugas yang sedang melakukan pencarian di lokasi.
“Kami berusaha membuat lubang dari bawah supaya bisa sampai ke para korban dan bisa menjadi jalan untuk mengevakuasi mereka,” kata Nanang.
Nanang menjelaskan proses evakuasi berjalan 24 jam. Personel gabungan dibagi menjadi beberapa tim dna setiap tim bekerja selama 3 jam, dengan terus bergantian.
Nanang juga mengatakan kendala utama dalam proses evakuasi adalah kondisi struktur bangunan yang rapuh, serta tumpukan material beton yang menyulitkan pergerakan tim.
Meski demikian, operasi penyelamatan terus dilanjutkan dengan dukungan penuh berbagai unsur SAR.
Korban Hidup di Bawah Reruntuhan Bisa Bertahan 72 Jam Lebih
Sejauh ini ada sekitar 15 titik korban terdeteksi di bawah reruntuhan ponpes tersebut, dipastikan sebagian mereka masih hidup.
Bahkan, beberapa korban terus bisa berkomunikasi dengan tim SAR yang berusaha menolongnya. Namun, belum bisa dievakuasi lantaran masih terjepit reruntuhan beton.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.