Awal Mula Polemik Warga Ungasan Bali dengan Manajemen GWK, Koster Perintahkan Tembok Dibongkar
Warga Ungasan protes tembok GWK Bali yang tutup akses pemukiman. Dibongkar sebagian usai desakan DPRD Bali dan arahan Gubernur Bali, Wayan Koster.
TRIBUNNEWS.COM - Tembok yang melindungi kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, diprotes warga setempat karena menutup akses pemukiman.
Sejak pembangunan tembok pada September 2024, warga Banjar Adat Giri Dharma di Desa Ungasan merasa terisolasi.
Mereka harus keluar pemukiman melewati kebun karena jalan ditembok.
GWK merupakan taman wisata budaya dengan ikon utama Patung Garuda Wisnu Kencana setinggi 121 meter yang diresmikan pada 22 September 2018.
GWK menjadi salah satu destinasi budaya dan pariwisata paling ikonik di Bali dan sering digunakan untuk konser, festival, serta acara internasional.
Pihak GWK mengklaim pembangunan dilakukan di atas lahan milik mereka dan telah melalui sosialisasi.
Namun, warga menyatakan tidak pernah diajak bicara dan akses jalan yang selama ini digunakan tiba-tiba ditutup
Setelah polemi ini viral di media sosial, DPRD Bali mengeluarkan rekomendasi agar tembok dibongkar dalam waktu satu minggu.
Gubernur Bali I Wayan Koster dan Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa memanggil manajemen GWK dan memerintahkan pembongkaran tembok demi kepentingan warga pada Selasa (30/9/2025).
Tembok tersebut mulai dibongkar secara manual pada Rabu (1/10/2025) sekitar pukul 09.30 WITA.
Koster meminta manajemen GWK membangun hubungan harmonis dengan warga.
Baca juga: Pasar Properti di Kawasan Canggu Bali Menggeliat, Pengembang Mulai Ekspansi
"GWK tidak boleh eksklusif, jangan memusuhi warga, melainkan warga harus dijadikan ekosistem yang mendukung keberadaan warga agar aktivitas pariwisata dan citra GWK terjaga dengan baik," paparnya, dikutip dari TribunBali.com.
I Wayan Koster menjadi Gubernur Bali selama dua periode, yakni pada tahun 2018–2023 dan 2025–2030.
Meski pembongkaran sudah dilakukan, Bendesa Adat Ungasan I Wayan Disel Astawa mengaku kecewa karena hanya 11 titik tembok yang dirobohkan.
“Kita tanya kepada perwakilan manajemen GWK di sini, dibilang pembongkaran hanya sebatas pintu-pintu rumahnya masyarakat itu saja."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.