Minggu, 5 Oktober 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Siswa di Solo Tetap Masuk Sekolah Pasca-kerusuhan, tapi Tak Boleh Keluyuran, Ortu Lapor Wali Kelas

Pasca-kerusuhan di Kota Solo, Jawa Tengah, siswa tetap diminta untuk masuk sekolah hari ini, Senin (1/9/2025). Tapi mereka tak boleh keluyuran

Istimewa via TribunSolo.com
SISWA MASUK SEKOLAH - Ilustrasi siswa berada di dalam sekolah. Pasca-kerusuhan di Kota Solo, Jawa Tengah, siswa tetap diminta untuk masuk sekolah hari ini, Senin (1/9/2025). Tapi mereka tak boleh keluyuran 

TRIBUNNEWS.COM - Sempat terjadi kerusuhan saat demo yang diikuti ribuan massa di Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat-Sabtu (29-30/8/2025).

Bahkan, kantor DPRD Kota Solo dibakar pada Sabtu dini hari.

Sejak Jumat malam, ratusan massa sudah melakukan aksi seperti melempar petasan ke arah gedung DPRD Kota Solo.

Gas air mata juga dilepaskan aparat dengan maksud mengontrol amukan massa.

Hingga akhirnya pada Sabtu dini hari, massa semakin banyak dan pagar gedung DPRD dirusak dan dibakar.

Pada pukul 01.15 WIB, Gedung DPRD Solo mulai terbakar dan api menjalar hingga ke atap gedung.

Aksi demo di Kota Solo sudah terjadi sejak Jumat siang, yang dilakukan di depan Mako Brimob Batalyon C di Manahan.

Pada malam harinya, massa menggelar aksi demo di dekat Balai Kota Solo, lalu menjelang tengah malam, aksi demo berpindah ke Gedung DPRD Solo.

Meski sempat rusuh, Wali Kota Solo Respati Adi tetap meminta siswa untuk masuk sekolah.

Namun, setelah jam sekolah selesai, para siswa diminta untuk tidak keluyuran dan langsung pulang ke rumah.

Sebagai bukti anak tetap berada di rumah, orang tua murid akan mengirimkan foto ke wali kelas masing-masing.

Baca juga: Gedung Dibakar, Ketua DPRD Solo: Kami Tetap Terima Aspirasi, tapi yang Sehat

"Tadi saya sampaikan partisipatif mengajak orang tua untuk menjaga anaknya," ungkapnya saat ditemui di Mapolresta Solo, Minggu (31/8/2025).

Kepada TribunSolo.com, Respati menerapkan aturan tersebut agartak ada anak yang terlibat dalam kericuhan.

Ia juga mengarahkan kepala sekolah untuk mengawasi siswanya saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung.

"Nanti kita imbau, kita briefing kepala sekolah tanggung jawab anak di bawah usia dewasa adalah tanggung jawab orang tua. Semua berjalan besok sekolah masuk seperti biasa," jelasnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dwi Ariyatno juga mengonfirmasi hal tersebut.

Ia menyampaikan, pada pukul 18.00 WIB, siswa hanya boleh beraktivitas di rumah dengan pengawasan orang tua.

Orang tua juga wajib melaporkannya dengan batas waktu maksimal pukul 20.00 WIB.

"Pada saat waktu maghrib (Jam 18.00 WIB) anak-anak wajib beraktivitas di rumah di bawah pengawasan orang tua masing-masing, dengan ketentuan maksimal jam 20.00 WIB wajib melaporkan kondisi keadaan dan keberadaan putra putrinya kepada wali kelas dari sekolah putra putri nya masing-masing," ujarnya, dikutip dari TribunSolo.com.

Setiap kepala sekolah di Kota Solo juga diwajibkan untuk menjaga siswa supaya tetap berada di lingkungan sekolah selama KBM berlangsung.

"Kepala Satuan Pendidikan berkoordinasi dengan kepala wilayah atau lurah setempat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Memastikan peserta didik mengikuti proses pembelajaran dan meminimalkan jam kosong atau kondisi anak yang tidak dalam pengawasan di satuan pendidikan," tutur dalam keterangan tertulis.

Kepala sekolah juga diimbau untuk tidak melibatkan muridnya dalam acara yang lokasinya berada di luar sekolah.

"Membatasi atau Meniadakan kegiatan aktivitas peserta didik di luar sekolah. Menunda pelibatan peserta didik dalam beberapa event yang ada di Kota Solo sampai terdapat informasi lebih lanjut," jelasnya.

Dwi menuturkan, aturan ini dibuat karena banyak pelaku kerusuhan yang terlibat adalah anak sekolah yang masih belum memiliki kesadaran atas apa yang mereka lakukan.

"Hal ini didasarkan informasi dari Kadiv Binmas Polda Jateng yang menyampaikan adanya keterlibatan pelaku kerusuhan dari unsur pelajar SD, SMP, SMA dan SMK dikarenakan ketidaktahuan atas ajakan dari kelompok orang yang tidak diketahui identitasnya dan tidak bertanggung jawab," ungkapnya.  

Baca juga: 5 Anggota DPR yang Dinonaktifkan Masih Bisa Kembali Aktif? Apa Bedanya dengan Dipecat?

65 Anak Muda Ditangkap

Sementara itu, puluhan pemuda diringkus menyusul aksi perusakan fasilitas umum di kawasan Gedung DPRD Solo.

Total ada 65 pemuda yang diamankan dan mayoritas bukan berasal dari Kota Solo.

Mereka diringkus pada Minggu (31/8/2025) dini hari saat polisi gelar patroli gabungan pada pukul 02.30 WIB.

Para pemuda tersebut didapati tengah berada di sekitar Gedung DPRD Solo dan sebagian melakukan aksi perusakan tambahan.

Demikian yang disampaikan oleh Kabag Ops Polresta Solo, Kompol Engkos Sarkosi.

"Penangkapan dilakukan oleh tim gabungan piket Polresta Solo di kawasan DPRD Solo."

"Tadi malam, Polresta Surakarta melakukan pengamanan terhadap 65 orang yang diduga melakukan perusakan fasilitas umum yang berada di Kota Surakarta," ujarnya, dikutip dari TribunSolo.com.

Ia menuturkan, sebagian besar pemuda yang diamankan justru datang dari luar kota.

"Seluruh pemuda yang diamankan, sebagian besarnya bukan merupakan warga Kota Solo," tegas Engkos.

Setelah menjalani pemeriksaan, 65 pemuda tersebut pun dipulangkan.

Polresta Solo pun memanggil para orang tua untuk menjemput anak-anaknya, Minggu (31/8/2025) siang.

Algam (22) seorang pemuda dari Boyolali, Jawa Tengah mengaku saat diringkus, ia hanya nongkrong dan menonton demonstrasi bersama teman-temannya.

Ibu Algam, Seri (43) menceritakan, anaknya mengaku diajak keluar oleh teman-temannya.

"Dia mengaku diajak keluar ngopi di pinggir jalan," kata Sri kepada awak media, Minggu (31/8/2025).

Baca juga: Rangkuman Korban Demo Seluruh Indonesia: 3 Orang Tewas di Makassar, Tim Medis Solo Dipukuli

TribunSolo.com, mewartakan, Algam diajak nongkrong oleh teman-temannya pada pukul 03.00 WIB.

"Anak saya awalnya pulang dari Pengging Fair, terus dia sudah pulang, tapi dia diampiri temannya nongkrong pinggir jalan lihat demo sebentar," ungkapnya.

Lalu pada Minggu pagi, Sri mendapatkan informasi bahwa anaknya diamankan polisi.

"Ini baru kabar jam 9 pagi, dadi anak satu saya, saat itu dia menyusul saya di tempat bekerja dan bilang Algam (anaknya) ditahan polisi, dan setelah kejadian ini saya sudah bilangi jangan diulangi perbuatannya lagi," ujar Sri.

Algam juga mengaku saat itu hanya ingin melihat aksi demonstrasi.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Pasca Kerusuhan Solo, Ortu Diminta Pastikan Anak Tetap di Rumah Sepulang Sekolah: Pakai Bukti Foto

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunSolo.com, Ahmad Syarifuddin/Mardon Widiyanto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved