Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Antisipasi Demo, Puluhan Sekolah di Bandung Gelar PJJ 1 September 2025, ASN Tetap WFO
Imbas demo, Pemerintah Kota Bandung untuk mengambil langkah cepat demi menjaga ketertiban, khususnya di sektor pendidikan.
TRIBUNNEWS.COM - Dalam beberapa hari terakhir, Kota Bandung menjadi salah satu titik panas dalam rangkaian aksi unjuk rasa yang melibatkan ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat.
Aksi-aksi tersebut dipusatkan di beberapa titik strategis seperti Gedung Sate, Balai Kota Bandung, dan area sekitar Jalan Asia Afrika, yang menyebabkan kemacetan parah dan peningkatan risiko keamanan di kawasan pusat kota.
Demo yang berlangsung sejak akhir Agustus 2025 itu dipicu oleh berbagai isu nasional, termasuk kontroversi kenaikan tunjangan DPR.
Di Bandung, unjuk rasa tidak hanya diikuti oleh aktivis dan buruh, tetapi juga pelajar dan mahasiswa, yang sempat terekam dalam sejumlah dokumentasi lapangan ikut turun ke jalan.
Kondisi ini mendorong Pemerintah Kota Bandung untuk mengambil langkah cepat demi menjaga ketertiban, khususnya di sektor pendidikan.
Demi memastikan keselamatan siswa serta menjaga proses belajar-mengajar tetap berjalan tanpa gangguan, Pemkot memutuskan untuk memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara terbatas.
32 Sekolah Wajib PJJ, Sisanya Fleksibel
Pemerintah Kota Bandung menetapkan sebanyak 32 sekolah yang berada di area strategis dan dekat dengan titik-titik potensi keramaian untuk menggelar PJJ pada 1 September 2025.
Langkah ini merupakan bentuk pencegahan terhadap kemungkinan terganggunya kegiatan belajar mengajar akibat aksi lanjutan yang diperkirakan kembali terjadi.
“Untuk 32 sekolah ditetapkan wajib PJJ, selebihnya diberi kebebasan menentukan apakah akan melaksanakan PJJ atau tetap tatap muka,” jelas Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, dalam konferensi pers di Balai Kota usai rapat bersama Forkopimda Kota Bandung, Minggu, 31 Agustus 2025, dikutip dari bandung.go.id.
Pemkot Imbau Siswa Tetap di Rumah Saat PJJ
Baca juga: Bandung Sempat Memanas Polda Jabar Siaga 1, Mataram Juga Bendera Merah Putih di Polda NTB Diturunkan
Seluruh sekolah yang melaksanakan PJJ telah diimbau untuk memastikan siswa tetap berada di rumah selama kegiatan belajar daring berlangsung.
Ini dilakukan guna menghindari potensi keterlibatan siswa dalam kerumunan atau aksi unjuk rasa.
Bagi siswa yang tetap mengikuti pembelajaran secara tatap muka, Pemkot menegaskan mereka wajib langsung pulang setelah jam pelajaran selesai.
Di samping itu, pengamanan di area sekolah diperketat dengan patroli rutin oleh pihak kepolisian dan TNI dari Polsek dan Koramil setempat.
ASN Tetap Masuk Kantor, Tak Ada WFH
Di sisi lain, Pemerintah Kota Bandung juga menyampaikan bahwa tidak ada kebijakan Work From Home (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Seluruh pegawai pemerintahan tetap masuk kantor dan menjalankan tugas seperti biasa.
“ASN tetap masuk kerja. Tidak ada WFH. Layanan publik harus berjalan normal agar masyarakat tidak terganggu,” tegas Farhan.
Peran Orang Tua Diperkuat
Wali Kota Bandung juga menyuarakan keprihatinannya atas keterlibatan sejumlah pelajar dalam aksi demonstrasi sebelumnya.
Ia meminta peran orang tua diperkuat untuk memastikan keberadaan anak-anak mereka setelah jam sekolah.
“Kami mengimbau orang tua agar memastikan anak-anak tidak tiba-tiba menghilang setelah jam sekolah, terutama setelah pukul 16.00 WIB,” tambahnya.
Demo di Bandung Beberapa Hari Ini
Dalam beberapa hari terakhir, situasi di Bandung diselimuti oleh aksi unjuk rasa yang berujung ricuh dan menimbulkan kerusakan signifikan.
Demonstrasi yang berlangsung selama dua hari berturut-turut pada Jumat, 29 Agustus 2025, dan Sabtu, 30 Agustus 2025, ini dipicu oleh gelombang kekecewaan publik terhadap sejumlah isu kontroversial.
Awalnya, kemarahan massa dipicu oleh berbagai kebijakan dan insiden yang melibatkan para anggota DPR RI, termasuk kontroversi kenaikan tunjangan.
Namun, situasi semakin memanas dan memicu solidaritas massa setelah seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan tewas tertabrak kendaraan taktis polisi saat unjuk rasa di Jakarta.
Tragedi ini menjadi pemicu utama yang meluaskan aksi protes, khususnya dari para pengemudi ojek online dan mahasiswa, ke berbagai kota, termasuk Bandung.
Aksi di Bandung dimulai dengan damai di sekitar Gedung DPRD Jawa Barat dan Gedung Sate, namun dengan cepat berubah menjadi kekerasan.
Massa yang dipenuhi amarah melakukan pembakaran ban dan beberapa fasilitas umum rusak.
Puncaknya, api mulai melalap pagar Gedung DPRD Jabar.
Kerusakan pun meluas ke berbagai properti di sekitarnya, termasuk rumah aset MPR RI, pos polisi, dan beberapa rumah makan.
Aksi perusakan juga menyasar kendaraan, di mana puluhan mobil hangus dan beberapa sepeda motor dibakar.
(Tribunnews.com/Farra)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.