Senin, 29 September 2025

MPR for Papua Kritik Penanganan Kerusuhan di Sorong, Sesalkan Jatuhnya Korban

Kerusuhan dalam aksi unjuk rasa Solidaritas Rakyat Papua Pro-Demokrasi Se-Sorong Raya pada Rabu (27/8/2025) mendapat sorotan tajam

Penulis: Chaerul Umam
Ist/HO
MPR FOR PAPUA - Ketua MPR for Papua, Yorrys Raweyai (kanan), menyoroti penanganan kerusuhan dalam aksi unjuk rasa Solidaritas Rakyat Papua Pro-Demokrasi Se-Sorong Raya pada Rabu (27/8/2025). (HO/ dokumentasi untuk Tribunnews) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerusuhan dalam aksi unjuk rasa Solidaritas Rakyat Papua Pro-Demokrasi Se-Sorong Raya pada Rabu (27/8/2025) mendapat sorotan tajam dari anggota DPD dan DPR asal Papua yang tergabung dalam MPR for Papua

MPR for Papua merupakan wadah anggota DPR dan DPD dari wilayah Papua untuk membantu pemerintah menangani masalah di Papua.

Forum itu, dibentuk usai Ketua MPR Ahmad Muzani bertemu dengan Forum Komunikasi dan Aspirasi Masyarakat Papua MPR RI for Papua, di ruang Ketua MPR gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta Pusat, Rabu (23/4/2025). 

Dalam pertemuan itu, Muzani menyerahkan surat keputusan (SK) pembentukan MPR for Papua.

Terkait kericuhan Sorong, aksi yang dipicu oleh pemindahan empat tahanan politik (tapol) dari Sorong ke Makassar itu berakhir ricuh hingga menelan korban jiwa dari warga sipil maupun aparat keamanan.

Sorong sendiri adalah sebuah kota di Provinsi Papua Barat Daya, Indonesia.

Ketua MPR for Papua, Yorrys Raweyai, menyampaikan keprihatinannya atas jatuhnya korban. 

Dia menilai penyampaian aspirasi tidak semestinya menempatkan masyarakat dan aparat dalam posisi berhadap-hadapan.

“Unjuk rasa dijamin oleh konstitusi. Setiap warga negara berhak menyampaikan pendapat di ruang publik. Tugas aparat adalah memberikan rasa aman agar aspirasi bisa tersampaikan dengan baik,” ujar Yorrys, kepada wartawan, Rabu (27/8/2025).

Salah satu korban yang teridentifikasi adalah seorang pemuda berinisial MW (22), yang dilaporkan tertembak saat bentrokan pecah di Jalan Jenderal Sudirman.

Ia sempat dilarikan ke fasilitas medis, namun kondisi terakhirnya belum dikonfirmasi secara resmi

Wakil Ketua DPD RI itu menilai ada yang keliru dalam pola pengamanan aparat. 

Menurutnya, seharusnya respons terhadap aksi massa dilakukan dengan terukur dan persuasif. 

“Kapolri sudah dengan tegas menginstruksikan agar aparat mengedepankan pendekatan persuasif, humanis, dan profesional dalam menghadapi aksi unjuk rasa. Jika masih ada korban jiwa, berarti ada yang keliru dalam pelaksanaannya,” tegas Yorrys.

Ia bahkan membandingkan peristiwa tersebut dengan penanganan demonstrasi di Jakarta beberapa hari sebelumnya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan