Senin, 29 September 2025

Dedi Mulyadi Pimpin Jabar

Sosok Wardi Sutandi, Kades Cianaga Terancam Disanksi Dedi Mulyadi Buntut Kasus Balita Raya Meninggal

Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, terancam disanksi buntut kematian balita Raya yang mengidap penyakit cacingan ekstrem.

KOMPAS.com RIKI ACHMAD SAEPULLOH
KASUS RAYA SUKABUMI - Kepala Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, bernama Wardi Sutandi, saat ditemui awak media di RSUD Sekarwangi Cibadak, Selasa (19/8/2025). Wardi terancam dijatuhi sanksi Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, buntut meninggalnya Raya, balita tiga tahun yang mengidap penyakit cacingan ekstrem. 

Kebiasaan itu yang diduga kuat membuat Raya mengidap cacingan ekstrem.

Ketika mendengar berita kematian Raya, Dedi Mulyadi mengaku langsung menghubungi dokter yang menangani balita tersebut.

Menurut keterangan dokter, Raya memang mengidap penyakit cacingan hingga membuat bocah malang itu meninggal dunia.

"Saya barusan sudah telepon dokter yang menanganinya. Berdasarkan keterangan dari dokter, bahwa anak itu memiliki penyakit kalau dalam bahasa kampungnya, cacingan," ungkap Dedi, Selasa.

"Ibunya mengalami gangguan kejiwaan atau ODGJ. Dia (Raya) sering dirawat oleh neneknya. Dan bapaknya mengalami penyakit paru-paru, TBC."

"Sejak balita, (Raya) terbiasa (bermain) di kolong rumah, bersatu dengan ayam dan kotoran. Sehingga dimungkinkan dia sering tangannya tidak pernah dicuci, kemudian mulutnya kemasukan cacing, sehingga menimbulkan cacingan yang akut," jelas Dedi.

Pengobatan Raya Mengalami Kendala

Karena kondisi keluarga Raya yang tak mampu dan orang tuanya mengalami gangguan mental, pengobatan bocah malang itu terkendala masalah administrasi.

Raya diketahui tidak memiliki Kartu Keluarga (KK), sehingga ia tak mempunyai Kartu Indonesia Sehat (KIS) maupun ikut program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Meski pihak Rumah Teduh Sahabat Iin mencoba mengurus ke Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, hasilnya nihil.

Raya sama sekali tidak mendapat kemudahan untuk mengurus proses administrasi demi pengobatannya, padahal sedang dalam kondisi kritis.

Hasilnya, pengobatan Raya ditanggung secara mandiri oleh Rumah Teduh Sahabat Iin dengan mengandalkan donatur.

Hal itu turut dibenarkan Wardi Sutandi.

"(Keluarga) dia (Raya) nggak punya KK, KTP, sama sekali," aku Wardi.

Raya yang sebelumnya memang sering keluar masuk klinik maupun puskesmas, bisa berobat ke rumah sakit sebab ada keluarga melapor ke Rumah Teduh Sahabat Iin.

"Setelah penyakitnya makin parah, kemudian ada salah satu keluarga yang kenal dengan rumah teduh (filantropi) laporan, langsung dijemput pakai ambulans."

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan