Berita Viral
Kebiasaan Raya, Balita Meninggal usai Tubuh Dipenuhi Cacing, Terbiasa di Kolong Rumah Bersama Ayam
Raya, bocah berusia 3 tahun di Sukabumi meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing. Ia terbiasa di kolong rumah bersama ayam dan kotoran.
Ibu balita itu merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), sedangkan ayahnya mengidap penyakit Tuberkulosis atau TBC.
TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, tetapi bisa juga menyebar ke orang lain seperti otak, tulang, dan kelenjar getah bening.
"Ibunya mengalami gangguan kejiwaan atau ODGJ, dia sering dirawat oleh neneknya, dan bapaknya mengalami penyakit paru-paru TBC," urainya.
Sejak balita, Raya terbiasa di kolong rumah bersama ayam dan kotoran. Hal ini diduga menjadi pemicu bocah itu mengalami cacingan.
"Dia sejak balita terbiasa di kolong rumah dan di kolong rumah itu bersatu dengan ayam dan kotoran."
"Sehingga dimungkinkan, dia seringkali, tangannya tidak pernah dicuci kemudian mulutnya kemasukan cacing, sehingga menimbulkan cacingan yang akut," terangnya.
Buntut dari apa yang menimpa Raya, Dedi bakal memberi sanksi kepada pemangku kepentingan di desa tersebut.
Di antaranya Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kepala Desa Cianaga, hingga Bidan Desa.
"Perhatian untuk semuanya, dimungkinkan saya akan memberikan sanksi bagi desa tersebut karena fungsi-fungsi pokok pergerakan PKK-nya tidak jalan."
Baca juga: Pengakuan Kades di Sukabumi setelah Balita Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing, Ditegur Dedi Mulyadi
"Fungsi Posyandunya tidak berjalan dan fungsi kebidanannya tidak berjalan. Sanksi-sanksi akan kami berikan pada siapapun dan daerah manapun yang terbukti tidak memberikan perhatian kepada masyarakat," tandas Dedi.
Sementara itu, Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi membenarkan Raya merupakan warganya.
Bocah berusia tiga tahun itu merupakan anak dari Udin (32) dan Endah (38).
Wardi mengungkapkan, Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025.
"Kedua orangtuanya memiliki keterbelakangan mental, sehingga daya asuh terhadap anaknya kurang, tidak tahu persis bagaimana kondisi anaknya,” kata Wardi kepada awak media di RSUD Sekarwangi Cibadak, Selasa (19/8/2025), dilansir Kompas.com.
Sumber: TribunSolo.com
Berita Viral
Sosok Arlan, Walkot Prabumulih Dikaitkan dengan Pencopotan Kepsek, Kepala Dinas Beri Klarifikasi |
---|
Alasan Kepsek di Prabumulih Dicopot, Disdik: Bukan Tegur Anak Wali Kota, Kalau Disebutkan Malu Dia |
---|
Jadi Korban Bully, Siswi MTs di Donggala Tinggal Hanya bersama Nenek, Ayahnya Sudah Meninggal |
---|
Sosok Roni Ardiansyah, Kepala SMPN 1 Prabumulih Dicopot, Diduga Gara-gara Tegur Anak Wali Kota |
---|
Update Kondisi Bocah TK di Solo yang Alat Vitalnya Dilukai Teman, Akhirnya Disunat |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.