Beras Oplosan
Oknum ASN Otaki Penjualan Beras Oplosan di Mataram NTB, Modusnya Campur Beras Medium dengan Menir
Saat oknum ASN di Lombok Tengah otaki penjualan beras oplosan di Mataram, NTB modusnya campur beras medium dengan menir.
Penulis:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Seorang oknum aparatur sipil negara (ASN) inisial NA (40) warga Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah buat geram Presiden Prabowo Subianto.
Pelaku NA ditangkap Satgas Pangan Subdit I Ditreskrimsus Polda NTB atas kasus dugaan penjualan beras oplosan.
Baru-baru ini Prabowo menegaskan komitmennya memberantas mafia pangan terutama dalam kasus beras oplosan.
Saat pidato di Solo, Minggu (20/7/2025) Presiden Prabowo menyoroti adanya mafia pangan di tanah air.
Ia berkomitmen memberantas mafia pangan karena sangat merugikan rakyat dan negara.
Baca juga: Menteri Pertanian dan Jaksa Agung Bahas Beras Oplosan Hingga Pupuk Palsu di Istana
Mafia pangan adalah istilah yang merujuk pada kelompok atau individu yang melakukan manipulasi dalam distribusi dan perdagangan bahan pangan demi keuntungan pribadi, sering kali merugikan masyarakat dan negara.
Modus mafia pangan dalam beras oplosan di antaranya termasuk menjual beras biasa sebagai beras premium dengan harga tinggi.
Praktik ini disebut sebagai bentuk subversi ekonomi karena merugikan rakyat kecil dan negara hingga Rp 100 triliun per tahun.
Kronologi ASN Otaki Beras Oplosan di Mataram
Kabid Humas Polda NTB Kombes Mohammad Kholid mengungkapkan, pelaku NA yang adalah oknum PNS mengoplos lalu menjual beras bermerek beras Medium, Beraskita dan SPHP yang dipalsukan ke sejumlah pasar di Kota Mataram.
Kholid, mengatakan, pengungkapan tersebut berawal dari laporan masyarakat, yang merasa kualitas beras bermerek SPHP dan Beraskita di pasaran mulai diragukan.
"Menerima informasi tersebut tim Satgas Pangan langsung bergerak, dan hasilnya mengejutkan. Ternyata beras-beras itu dioplos dengan menir, dikemas ulang dengan merek resmi seolah-olah produk Bulog. Ini jelas merugikan masyarakat," tegas Kombes Kholid, Selasa (29/7/2025).

Awalnya tim mengecek beberapa toko dan pasar seperti Pasar Pagutan dan Jempong, Kota Mataram. Di salah satu toko, yakni Toko Noval, ditemukan 9 karung merek Beras Medium yang tidak sesuai standar mutu.
Setelah ditelusuri, toko tersebut mengaku mendapatkan pasokan dari seorang sales berinisial RYR, karyawan dari NA, yang ternyata adalah otak dari pengoplosan beras tersebut.
Tim kemudian bergerak ke rumah sekaligus gudang milik NA, di BTN Pemda Dasan Geres, Lombok Barat, dan menemukan gudang mini berisi alat produksi, karung-karung kemasan ilegal, dan ribuan kilogram beras oplosan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.