Berita Viral
Kronologi Rafa, Bocah SD Tewas Digigit Ular Weling: Diduga Telat Penanganan, Sempat Koma Satu Bulan
Kronologi akhir pilu bocah SD, Rafa Ramadhani Suwondho (12) yang meninggal dunia setelah digigit Ular Weling.
Luka gigitan ditandai dengan spidol, dan Rafa kemudian disuntik sebanyak tiga kali, diambil darah, serta diberi oksigen selama beberapa menit.
Keluarga mengaku hanya mendapat tindakan medis tersebut.
Dokter jaga pun meminta pasien Rafa dipulangkan karena tim medis menyatakan ular tidak berbisa karena tidak ada pembengkakan pada luka gigitan.
Keluarga sempat memaksa agar Rafa dirawat inap karena kondisi korban yang melemah.
Permintaan tersebut pun ditolak.
Bahkan ada ucapan dokter yang membuat keluarga Rafa terngiang-ngiang hingga sekarang.
"Dokternya bilang, 'anak baru bangun tidur, ya pusing'. Padahal cucu saya bilang matanya berat dan tidak bisa melihat.
Saya suruh lihat ke arah saya, tapi katanya gelap," tutur Datur.
Dalam perjalanan pulang ke rumah dari RSUD Kajen, Rafa justru mengalami kejang hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit lain.
“Waktu itu memang masih sadar, tapi di perjalanan pulang cucu saya kejang-kejang.
"Langsung saya bawa ke RSI Pekajangan, karena disarankan tukang parkir kalau ke puskesmas dulu mungkin akan lebih lama,” kata Datur.
Setibanya di RSI Pekajangan, kondisi Rafa sudah tidak sadar.
Selama dirawat di RSI Pekajangan, Rafa sempat mendapatkan antivenom neuropolyvalent agar melewati masa kritisnya.
Dr Maria Ulfa, Asisten Manajer Pelayanan Medis RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan mengatakan, bahwa penanganan cepat yang dilakukan tim medis segera memberikan penanganan awal sesuai dengan protokol medis kegawatdaruratan.
Tak hanya berhenti di situ, RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan juga langsung melakukan konsultasi dengan Dr dr Tri Maharani, M.Si., Sp.EM, satu-satunya dokter spesialis toksinologi ular berbisa di Indonesia yang saat ini bertugas di Kementerian Kesehatan RI.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.