Kasus Guru Tampar Muri di Demak, Ahmad Zuhdi Tolak Pengembalian Uang Damai Rp12,5 Juta: Saya Ikhlas
Ia sempat dituntut membayar "uang damai" sebesar Rp25 juta setelah menampar seorang murid yang melempar sandal ke arahnya
Editor:
Eko Sutriyanto
Pihak keluarga siswa memutuskan mencabut laporan, dengan catatan sang guru mengakui kesalahan dan berkomitmen memperbaiki pendekatan dalam mengajar.
Kotamobagu Sulut
Awal tahun 2025, dunia pendidikan kembali dihadapkan pada kasus guru menampar murid, kali ini terjadi di SMAN 1 Kotamobagu, Sulawesi Utara.
Kejadian bermula dari ketegangan dalam kelas saat seorang siswa datang terlambat. Guru yang merasa kesal menampar siswa tersebut di depan rekan-rekannya.
Beruntung, penyelesaian bisa dilakukan secara kekeluargaan melalui mediasi internal sekolah.
Pihak keluarga tidak menempuh jalur hukum dan memilih memaafkan, dengan harapan kejadian serupa tak terulang. Guru bersangkutan diberi teguran dan pembinaan oleh pihak sekolah serta dinas terkait.
Tasikmalaya Jawa Barat
Seorang oknum guru olahraga di SDN Cipakat, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dilaporkan ke polisi karena menampar seorang murid kelas 1.
Oknum guru tersebut menampar pipi kiri dan kanan murid tersebut pada 29 Oktober 2024.
Orangtua korban awalnya mengaku tidak ingin melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum. Namun, langkah tersebut diambil karena tidak ada itikad baik dari sekolah.
Lina, ibu korban menjelaskan kronologi pelaporannya kepada kepolisian dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya.
Korban awalnya bertengkar dengan temannya. Kemudian, seorang oknum guru penjaskes mendatangi anaknya dan langsung menamparnya.
"Jadi, setelah kejadian itu, anak saya tidak langsung menangis, ia pergi ke kantin dan menangis sendirian, lalu ditemani oleh temannya," kata Lina, ibu korban, saat dikonfirmasi wartawan pada Jumat (8/11/2024).
Meskipun sempat ditampar, anaknya tetap mengikuti kegiatan olahraga bersama teman-temannya.
"Anak saya mengadu kepada saya sambil menangis saat pulang sekolah, katanya dia ‘dikepret’. Dari situ, kami mendatangi sekolah, dan memang oknum guru itu mengakui perbuatannya dengan alasan khilaf karena sedang sakit," jelas Lina.
Keesokan harinya, Lina bersama suaminya melaporkan kejadian tersebut ke Polres Tasikmalaya. (Tribunjabar.id/Rheina) (Kompas.com/Nur Zaidi)
Oknum Guru SMP di Demak Tendang Kepala Siswa, Begini Kata Dinas Pendidikan dan Kebudayaan |
![]() |
---|
Mengenal Si Gundul, Sapi yang Sempat Hampir Mati, Kini Jadi Hewan Kurban Prabowo di Demak |
![]() |
---|
Semangat Murid SDN 1 Bedono Pakai Kelas Baru usai 2 Bulan Sekolah di Kolong Gedung imbas Proyek Tol |
![]() |
---|
TMMD Bawa Arah Positif untuk Warga Bandungrejo Kabupaten Demak |
![]() |
---|
Usai Berkenalan di Medsos ABG Asal Demak Ini Ajak Gadis 13 Tahun Bersetubuh di Hotel Wonogiri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.