Selasa, 30 September 2025

Kasus Guru Tampar Muri di Demak, Ahmad Zuhdi Tolak Pengembalian Uang Damai Rp12,5 Juta: Saya Ikhlas

Ia sempat dituntut membayar "uang damai" sebesar Rp25 juta setelah menampar seorang murid yang melempar sandal ke arahnya

Editor: Eko Sutriyanto
net
ILUSTRASI MENAMPAR - Ahmad Zuhdi (63), guru Madrasah Diniyah (Madin) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah dituntut membayar uang damai sebesar Rp25 juta setelah menampar seorang murid yang melempar sandal ke arahnya saat sedang mengajar. Setelah negoisasi disepakati Rp12,5 juta dan usai kasusnya viral ortu murid ingin mengembalikan uang tapi ditolak Ahmad Zuhdi 

Insiden bermula pada 30 April 2025, saat Zuhdi sedang mengajar siswa kelas 5 di Madin tempat ia mengabdi lebih dari 30 tahun.

Tiba-tiba, sebuah sandal dilempar oleh salah satu siswa dan mengenai peci yang dikenakannya. Saat diminta kejujuran, murid-murid saling diam. Setelah didesak, seorang siswa menunjuk temannya, D, sebagai pelaku.

Zuhdi mengaku emosinya tersulut. Ia menampar D sebagai bentuk teguran.

Bagi Zuhdi, itu adalah cara mendisiplinkan, bukan melukai.

Namun, bagi keluarga murid, tindakan itu dianggap sebagai kekerasan, hingga muncul tuntutan kompensasi senilai Rp25 juta.

ANIAYA TEMAN PACAR - MAP saat diamankan oleh Polres Demak usai melakukan penganiayaan terhadap teman pacarnya karena cemburu buta. Motif penganiayaan itu disampaikan, Kapolsek Wonosalam AKP Rusmanto, Selasa (18/3/2025).
ANIAYA TEMAN PACAR - MAP saat diamankan oleh Polres Demak usai melakukan penganiayaan terhadap teman pacarnya karena cemburu buta. Motif penganiayaan itu disampaikan, Kapolsek Wonosalam AKP Rusmanto, Selasa (18/3/2025). (Dok Polres Demak)

Setelah mediasi, nominalnya disepakati turun menjadi Rp12,5 juta.

Namun jumlah itu tetap berat.

Zuhdi tak punya simpanan. Untuk membayar, ia menjual sepeda motornya dan berutang, dibantu rekan-rekan guru yang merasa prihatin.

Tidak ada bantuan dari lembaga, tidak ada pendampingan hukum.

Simpati Publik dan Daya Dorong Media Sosial

Kasus ini langsung viral dan memicu gelombang empati di media sosial.

Banyak netizen menyayangkan langkah wali murid yang dianggap berlebihan.

Tak sedikit pula yang menawarkan donasi untuk membantu Zuhdi.

Dukungan juga datang dari tokoh nasional.

Gus Miftah menyebut peristiwa ini sebagai “tamparan balik” bagi sistem pendidikan yang selama ini abai terhadap guru nonformal.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan