3 Ibu Lansia di Malang Dititipkan Anak ke Panti Jompo, Kisah Air Susu Dibalas Air Tuba
3 ibu lansia di Malang alami pilu dititipkan anak ke panti jompo. Kisah Siti Fatimah, Trimah, dan Nasikah soroti isu penelantaran orang tua.
Namun, hatinya tak kuasa menahan tangis. Momen ketika Fatimah menangis saat mengikuti dzikir pagi di panti menjadi viral.
"Mbah Fatimah menangis saat mengikuti dzikir pagi di Griya Lansia. Beliau merasa 'nelangsa' dibuang anak-anaknya," tulis Arief Camra.
Pihak Griya Lansia berkomitmen untuk merawat Ibu Fatimah dengan baik, memberikan layanan gratis 100 persen, dan akan memakamkannya di Griya Lansia Malang jika meninggal dunia.
Bukan Kasus Pertama: Nasikah dan Trimah
Kisah Siti Fatimah bukanlah yang pertama.
Sebelumnya, pada tahun 2021, kasus serupa juga terjadi di Malang. Trimah(69) dititipkan ke Griya Lansia Husnul Khatimah oleh tiga anaknya yang sibuk bekerja.
Meskipun Trimah mengaku betah dengan kehidupan baru yang banyak diisi dengan ibadah, ia tetap menanti kehadiran anak-anaknya.
Surat pernyataan penyerahan Trimah yang ditandatangani di atas materai, termasuk soal pemakamannya, sempat viral dan memicu kemarahan publik.
Namun, Arief Camra mengaku tidak bisa menolak penyerahan lansia jika pihak keluarga bersikeras.
Selain Trimah, kisah serupa juga dialami Nasikah (74). Ia diserahkan oleh kedua anaknya ke Griya Lansia Husnul Khatimah dan sempat viral di media sosial.
Beruntungnya, belum satu hari dirawat, kedua anaknya kembali menjemput Nasikah karena mengaku menyesal. Kasus
Nasikah ini bahkan disorot oleh Ipda Purnomo dari Polres Lamongan yang menawarkan diri untuk merawat Nasikah seumur hidup.
Nenek Nasikah kini sudah kembali tinggal bersama kedua anaknya di kos.
Baca juga: Arief Camra, Sosok di Balik Viralnya Kisah Lansia Sidoarjo Diserahkan 2 Anaknya ke Panti Jompo
Pandangan Sosiolog dan Psikolog: Mengikis Stigma Panti Jompo
Fenomena ini menarik perhatian para ahli. Prof. Ari Pradanawati, Sosiolog dan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro (Undip), menyoroti bahwa budaya di Indonesia cenderung mewajibkan anak merawat orang tua.
Namun, ia mengakui adanya pergeseran di zaman milenial. Prof Ari juga menjelaskan bahwa konotasi negatif terhadap "panti jompo" atau "panti wreda" sebagai "tempat pembuangan" perlu diubah.
Ia menyarankan penggunaan istilah yang lebih positif, seperti "rumah masa tua", di mana fasilitasnya lengkap dan nyaman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.