Mahasiswa Unila Tewas Diduga Disiksa Senior saat Diksar: Disuruh Jalan 15 Jam, Istirahat 5 Menit
Mahasiswa FEB Unila tewas diduga akibat disiksa seniornya saat mengikuti diksar. Dia disebut disuruh berjalan 15 jam dan istirahat cuma lima menit.
Namun, bukannya menyanggupi permintaan rekan Faris, senior tersebut justru menyuruh agar perjalanan tetap dilanjutkan dengan memberi tongkat.
"Tidak bisa pulang duluan atau istrahat panjang, istirahat hanya saja 5-30 menit. Jadi dalam perjalanan, teman saya kakinya sudah tidak kuat lagi karena membawa tas gunung yang berat."
"Bukannya beban dikurangi tapi malah kasih tongkat untuk berjalan," kata Faaris.
Faaris mengatakan dirinya dan rekannya akan disuruh push up sebanyak 25 kali jika tidak melanjutkan perjalanan.
Dia menyebut fisik Pratama adalah yang paling lemah dibanding rekan lainnya.
Hal tersebut dibuktikan dengan kaki Pratama yang terluka saat akan melepaskan sepatu.
Lalu, punggung Pratama juga berwarna merah diduga akibat membawa tas dengan beban terlalu berat.
"Kami juga harus bangun tenda dengan kayu ranting, kalau tidak hafal yel-yel akan dihukum push up lagi," tambahnya.
Akibat fisiknya yang lemah, Pratama disebut oleh Faaris paling banyak disiksa oleh para seniornya.
"Panitia diksar bilang jangan berpura-pura lemah dan Pratama paling lemah yang paling banyak dapat penyiksaan," tutur Faaris.
Kini, Faaris mengaku sudah keluar dari FEB Unila dan tengah mencoba mencari tempat kuliah lain.
Di sisi lain, dia berharap penyiksaan semacam ini tidak terjadi lagi meski dirinya sudah tidak menempuh pendidikan di Unila.
Selain itu, dia juga mendesak agar UKM Mahepel di Unila dibekukan pasca insiden ini.
"Karena masalah ini pengkaderan menggantikan kekerasan fisik dan seharusnya tidak ada lagi. Tetapi alumni selalu ikut, diharapkan Mahepel dibekukan," tuturnya.
Dekan FEB Unila Ngaku Ada Kelalaian
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.