Jumat, 3 Oktober 2025

Mahasiswa Unila Tewas Diduga Disiksa Senior saat Diksar: Disuruh Jalan 15 Jam, Istirahat 5 Menit

Mahasiswa FEB Unila tewas diduga akibat disiksa seniornya saat mengikuti diksar. Dia disebut disuruh berjalan 15 jam dan istirahat cuma lima menit.

Tangkapan layar dari akun TikTok @novitachoirunnisa
MAHASISWA UNILA TEWAS - Mahasiswa FEB Unila, Pratama Wijaya Kusuma semasa hidupnya saat foto bersama ibunya Novita Choirunnisa, Rabu (28/5/2025). Pratama diduga tewas akibat disiksa saat mengikut diksar yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahepel) pada 11-14 November 2024. Dia menghembuskan nafas terakhirnya pada 28 April 2025 lalu setelah sempat dirawat. 

TRIBUNNEWS.COM - Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (FEB Unila) bernama Pratama Wijaya Kusuma tewas diduga disiksa senior saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar (diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahepel).

Insiden ini pun membuat ratusan mahasiswa FEB Unila menggelar aksi unjuk rasa di depan Rektorat Unila pada Rabu (28/5/2025).

Dikutip dari Tribun Lampung, aksi ini menjadi wujud solidaritas atas meninggalnya Pratama.

Koordinator aksi, Zidan, menuturkan dugaan penyiksaan tersebut terjadi saat kegiatan diksar yang digelar pada 10-14 November 2024 lalu di Gunung Betung, Kabupaten Pesawaran.

Nahas, Pratama pun dinyatakan meninggal dunia pada 28 April 2025 lalu.

"Almarhum Pratama sejak mengikuti kegiatan sampai dengan bulan puasa tidak berdaya, hingga akhirnya 28 April 2025 beliau wafat," kata Zidan. 

Zidan menuturkan Pratama diduga disiksa dengan cara ditendang di bagian perut hingga dada.

Akibatnya, korban disebut mengalami pecah gendang setelah diduga disiksa oleh seniornya itu. Bahkan, Pratama disebut disiksa dengan cara disuruh meminum spritus.

Disuruh Jalan 15 Jam, Diberi Istirahat cuma 5 Menit

Rekan Pratama yang turut ikut dalam diksar tersebut, Muhammad Arnando Al Faaris, juga mengaku mengalami penyiksaan serupa.

Baca juga: Siswi SMP di Cirebon Jadi Korban Bullying, Orang Tua Korban Minta Pelaku Dikeluarkan dari Sekolah

Faaris menuturkan selain dirinya dan Pratama, ada empat rekannya yang turut disiksa oleh senior saat mengikuti diksar.

Dia mengungkapkan awal mula siksaan diperolehnya ketika pada 11 November 2024  disuruh untuk membawa tas dengan beban berat.

"Kami dikumpulkan di Desa Talang Mulya, HP dan dompet dikumpulkan. Mulai kegiatan harus menyelesaikan dengan datang berenam dan pulang berenam," kata Faaris pada Kamis (29/5/2025).

Faaris menuturkan selanjutnya peserta diksar disuruh melakukan perjalanan selama 15 jam dengan istirahat minim.

Akibatnya, rekan Faaris sampai tidak kuat lagi berjalan dan sempat meminta kepada seniornya untuk beristirahat.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved