Senin, 6 Oktober 2025

Pria Bandung yang Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Lawu Ternyata Punya Riwayat Penyakit Jantung

Proses evakuasi jenazah berlangsung dramatis. Tim SAR gabungan bersama relawan dikerahkan dalam beberapa gelombang dan menembus jalur terjal

Editor: Eko Sutriyanto
IST
ILUSTRASI MAYAT - Ricky Gumilar (41), seorang pendaki asal Bandung meninggal dunia saat melakukan pendakian bersama rombongan di jalur Cemoro Kandang, Tawangmangu, Karanganyar, pada Sabtu (10/5/2025). Ricky dinyatakan meninggal dunia sekitar 30 menit sebelum tim SAR pertama tiba di lokasi. 

TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Ricky Gumilar (41), seorang pendaki asal Bandung meninggal dunia saat melakukan pendakian bersama rombongan di jalur Cemoro Kandang, Tawangmangu, Karanganyar, pada Sabtu (10/5/2025).

Ricky dinyatakan meninggal dunia sekitar 30 menit sebelum tim SAR pertama tiba di lokasi.

Proses evakuasi jenazah berlangsung dramatis.

Tim SAR gabungan bersama relawan dikerahkan dalam beberapa gelombang. 

Mereka menembus jalur terjal dan sempit dengan beban tandu yang tak ringan.

"Proses evakuasi cukup berat karena kondisi fisik korban dan medan yang tidak mudah dilalui.

Baca juga:  Evakuasi Pendaki Tewas di Carstensz: Satu Jasad Dievakuasi, Satu Masih di Lokasi Akibat Medan Sulit

Berat jenazah 99 kilogram menjadi tantangan tersendiri," ujar Komandan SAR Karanganyar, Arif Sukro Yunianto, Minggu (11/5/2025).

Evakuasi dilakukan secara estafet oleh puluhan personel yang saling bergantian menandu jenazah dari tengah hutan.

Setelah perjalanan panjang semalaman, jenazah akhirnya tiba di basecamp Cemoro Kandang pada Minggu pagi pukul 08.00 WIB.

Punya Riwayat Penyakit Jantung

Jenazah kemudian dibawa ke Puskesmas Tawangmangu sebelum akhirnya diserahkan kepada pihak keluarga.

Polisi mengonfirmasi bahwa Ricky memiliki riwayat penyakit jantung.

"Dari keterangan keluarga, yang bersangkutan memiliki komorbid jantung," jelas Kasi Humas Polres Karanganyar, Iptu M Sulis Setyawan.

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi para pendaki untuk tidak hanya mempersiapkan peralatan dan logistik, tetapi juga mengenali batas kemampuan fisik sendiri.

"Kalau kondisi fisik tidak memungkinkan atau medan terlalu berat, sebaiknya tidak memaksakan diri. Pendaki sendiri yang paling tahu batas kemampuannya," tegas Arif Sukro.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved