Program Makan Bergizi Gratis
Menu Diduga Penyebab Keracunan MBG Sulteng hingga NTB: Ikan Cakalang, Hiu Filet, Bakteri
2 pekan terakhir terjadi 6 kasus keracunan viral program Makan Bergizi Gratis (MBG) penyebabnya diduga ikan cakalang, hiu sampai roti isi sos
Penulis:
Theresia Felisiani
TIBUNNEWS.CO, JAKARTA - Kasus keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih terjadi dalam satu hingga dua pekan terakhir.
Tribunnews.com merangkum setidaknya dari Senin 15 September - 28 September 2025 terjadi 6 kasus keracunan MBG yang viral dan korbannya mencapai ratusan.
Kasus yang paling besar dan menghebohkan ialah keracunan MBG di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Sebanyak 1.315 siswa jadi korban mereka mengalami mual, muntah dan pusing.
Rangkuman Kasus Keracunan Makanan dari program MBG antara 15–28 September 2025:
1. Tanggal 17 September 2025 terjadi keracunan MBG di Kecamatan Empang, Sumba, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sebanyak 130 siswa dari berbagai sekolah dirawat di Puskesmas Empang dan Puskesmas Tarano karena mengalami mual, muntah, pusing, diare.
Menu MBG hari itu belum dirinci secara publik, namun sampel makanan telah diambil dari dapur MBG di Desa Bukit Eja untuk diuji laboratorium oleh BPOM Provinsi NTB dan Dinas Kesehatan.
Dapur MBG yang diduga menjadi sumber keracunan ditutup sementara oleh pemerintah setempat
Baca juga: KASUS Viral MBG dalam Sepekan: Keracunan Ikan Hiu, Tempe, Saus Kedaluwarsa, Temuan Ulat dan Kaca
Polres Sumbawa telah melakukan penyelidikan, termasuk pemeriksaan saksi dan pendataan korban.
Dinas Kesehatan NTB melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap total siswa yang mengalami gejala keracunan di berbagai kabupaten NTB sepanjang September.
Kasus ini mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Sumbawa.
Kepala Bappeda Sumbawa, Deddy Heriwibowo mengungkapkan, hasil pemeriksaan awal oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) menunjukkan adanya indikasi keberadaan bakteri Escherichia coli (E. Coli) dalam makanan yang dikonsumsi para siswa tersebut.
"Kami telah menerima laporan dari Dinkes. Ditemukan indikasi bakteri coli, yang kemungkinan besar berasal dari kontaminasi air," ujar Deddy saat dihubungi pada Jumat (19/9/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.