Senin, 29 September 2025

Pengakuan Oknum Penyedia Sewa Kain Rp5.000 untuk Pendaki Lawu, Dipakai 100 Meter Jaga Kesakralan

Jayadi, oknum penyedia sewa kain Rp5.000 sebut tak memaksa pendaki Gunung Lawu via Cetho untuk membayar. Dilakukan untuk menjaga kesakralan.

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
KAIN GUNUNG LAWU - Ketua LMDH Anggramanis Jayadi, saat ditemui, Selasa (6/5/2025). Dia membantah melakukan pungli dan menegaskan hanya memberikan sosialisasi kepada pendaki Gunung Lawu yang melintasi di wilayahnya di jalur Cetho. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Aggramanis, Jayadi buka suara terkait polemik sewa kain Rp5.000 untuk pendaki Gunung Lawu via Cetho, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Jayadi mengatakan, praktik sewa kain itu sudah berlangsung sejak 2021.

Ia mengaku, praktik itu dilakukan untuk menjaga kesakralan lokasi wisata religi Pamoksan Brawijaya.

Jayadi menjelaskan, praktik itu dilakukan karena pendaki via Cetho maupun wisatawan religi menggunakan fasilitas yang telah disediakan LMDH Aggramanis.

"Kami 2019 mendapat perjanjian kerja sama (PKS) dari Perhutani pengelolaan tempat wisata tersebut," katanya, Selasa (6/5/2025), dilansir TribunSolo.com.

Jayadi mengaku hanya memfasilitasi pendaki yang melintasi wilayah wisata religi Pamoksan Brawijaya dan Sendang Tujuh.

"Kain ini sebagai fasilitas dan kebetulan dilewati pendaki Cetho, kalau jalur pendaki Gunung Lawu via Cetho itu candi lurus, sedangkan mereka melewati jalur LMDH Wonokerto Anggramanis," bebernya.

Ia berdalih tak memaksa pendaki menyewa kain Rp5.000 saat melintasi lokasi tersebut.

Namun, katanya, pihaknya hanya mewajibkan pendaki menggunakan kain yang disediakan dengan jarak 100 meter sampai 200 meter.

"Entah itu pendaki atau pengunjung wisata kami kenakan kain. Kami fasilitasi ada pancuran 7."

"Uang Rp5.000 tadi kami tidak memaksakan, kalau ada digunakan untuk bersih-bersih jalur," urainya.

Baca juga: Mbok Yem Tutup Usia, Bagaimana Nasib Warung Tertinggi di Puncak Gunung Lawu?

Selain itu, ia mengklaim pendaki Gunung Lawu yang melintas kawasan tersebut memberikan uang tersebut dengan ikhlas.

"Karena itu dulu di-briefing karena yang menjaga butuh makan, minum. Di situ juga kerja untuk pemeliharaan pipa air, sehingga tidak ada pemaksaan," tandasnya.

Kendati mengaku tak memaksa, namun praktik itu telah membuat pendaki resah.

Hal itu diungkapkan anggota Relawan Cetho (Reco), Eko Supardi Mamora.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan