Sabtu, 4 Oktober 2025

Rekonsiliasi PWI

Harapan Persatuan PWI Menggema dari Puncak Gunung Lawu

Dari puncak Gunung Lawu, 23 pendaki dari PWI Surakarta dan TVRI memanjatkan doa agar PWI kembali bersatu dengan pesan perdamaian

Tribunnews.com/Istimewa
DOA PWI BERSATU - 23 pendaki dari PWI Surakarta dan TVRI memanjatkan doa agar PWI kembali bersatu dengan pesan perdamaian di Puncak Gunung Lawu, Minggu (20/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Di ketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut (mdpl), terdengar gema kuat untuk mempersatukan kembali Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), organisasi wartawan tertua di Indonesia yang kini sedang menghadapi konflik internal.

Puncak Hargo Dumilah Gunung Lawu terdapat di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sebanyak 23 pendaki dari PWI Surakarta dan TVRI, yang bergabung dalam kegiatan bertajuk Pendakian Lawu Harmoni 2025, mengibarkan semangat persatuan dan kebersamaan.

Mereka membentangkan spanduk di Puncak Hargo Dumilah dengan pesan yang jelas: 'Salam Damai dari Puncak Lawu. Merindu PWI Menyatu. Bersatu Kita Utuh, Bercerai Kita Runtuh'.

Seruan ini menjadi simbol harapan untuk mengakhiri perpecahan di tubuh PWI.

Pendakian ini dimulai dari jalur Cemoro Sewu di Magetan, Jawa Timur pada Sabtu (19/7/2025), dipimpin oleh Ketua PWI Surakarta, Anas Syahirul. Tim yang terdiri dari anggota PWI Surakarta, TVRI Jawa Tengah, dan TVRI Jawa Timur ini menempuh perjalanan dari Pos 1 hingga mencapai puncak.

Hadir pula dalam rombongan Ketua Dewan Pengawas TVRI, Agus Sudibyo, sementara Kepala Stasiun TVRI Jawa Tengah, Jati Setyo Wahyu, dan Kepala Stasiun TVRI Jawa Timur, Asep Suhendar, melepas para pendaki di pos awal.

Menurut Anas Syahirul, pendakian ini bukan sekadar aktivitas fisik atau wisata alam, tetapi juga menjadi medium untuk menyampaikan pesan damai.

“Dari puncak Gunung Lawu, kami berdoa agar PWI kembali utuh dan kuat. Kami menyerukan perdamaian dan kebersamaan untuk organisasi yang kami cintai ini,” ujar Anas pada Senin (21/7/2025).

Konflik dualisme kepengurusan di PWI Pusat telah menimbulkan dampak besar, terutama bagi anggota PWI di daerah.

Program unggulan seperti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) terhenti, hubungan antaranggota terganggu, dan kepercayaan mitra kerja menurun.

“Dewan Pers bahkan melarang PWI mengadakan UKW hingga konflik ini selesai. Ini sangat merugikan,” tambah Anas.

Baca juga: Kongres Persatuan PWI Dilaksanakan di Ancol Akhir Agustus 2025, Delegasi dari Seluruh Provinsi Hadir

PWI Surakarta, lanjutnya, secara konsisten menggaungkan pesan persatuan.

Sebelumnya, mereka juga telah menyuarakan hal serupa bersama tokoh PWI Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Upaya mediasi, termasuk usulan kongres persatuan oleh seorang anggota Dewan Pers, turut mendapat dukungan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved