Jumat, 3 Oktober 2025

Imbas Keranda Jenazah Dilarang Lewat, Warga Ponorogo Sepakat Tolak Mbah Oso Dimakamkan di Desanya

Warga Desa Wates, Ponorogo dibuat geram oleh keluarga Mbah Oso yang melarang pengantar jenazah lewat dekat rumahnya, sehingga harus seberangi sungai.

Penulis: Nina Yuniar
TribunJatim.com/Dokumentasi Warga
KERANDA SEBERANGI SUNGAI - Tangkapan layar video rombongan pembawa keranda jenazah melintasi sungai di perbatasan Desa Wates dengan Desa Tugurejo di Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Sabtu (19/4/2025) lalu. Warga terpaksa lewat sungai karena dilarang melintasi jalan oleh seorang pemilik tanah. 

Padahal jalan setapak di depan rumah pemilik tanah tersebut adalah satu-satunya jalur menuju jembatan yang dibangun swadaya oleh warga untuk menuju TPU di Desa Tugurejo.

Baca juga: Hasil Mediasi Warga dan Pemilik Tanah di Ponorogo yang Larang Pengantar Jenazah Lewat Jalan

Kepala Desa (Kades) Tugurejo, Siswanto, menyebutkan aksi warga Desa Wates yang terpaksa menyeberangi sungai demi mengantar jenazah ke pemakaman itu, sudah terjadi selama puluhan tahun.

"Sudah puluhan tahun. Yang viral kemarin adalah kejadian kesekian kali," kata Siswanto, Senin, dilansir Tribunjatim-timur.com.

Siswanto menjelaskan, jika ada warga di dua dukuh di Desa Wates yang meninggal, memang biasanya selalu dimakamkan di Desa Tugurejo.

"Karena itu kami sudah membuatkan jembatan dengan dana swadaya. Namun ada salah satu keluarga yang merupakan penduduk Desa Wates melarang keranda jenazah melintas jalan yang di depan rumahnya," beber Siswanto.

Siswanto mengaku bahwa kejadian pengantaran keranda jenazah melalui sungai sudah terjadi berkali-kali.

"Setiap kejadian selalu geger," ucap Siswanto.

Baca juga: Teruskan Larangan Bapak, Sulasmi Bikin Warga Ponorogo Gotong Keranda Jenazah Lewati Sungai

Menurut Siswanto, Pemerintah Desa (Pemdes) Tugurejo dan Wates sudah melakukan upaya mediasi antara warga dengan keluarga yang menolak tersebut.

"Namun buntu, sampai sekarang mereka tidak mau dilewati untuk membawa jenazah. Alasannya itu pemahaman jawa yang tua-tua. Katanya jika dilewati jenazah menjadi sangar atau kurang bagus," ungkap Siswanto.

Sebagai informasi, TPU milik Desa Tugurejo memang sudah puluhan tahun ini digunakan untuk pemakaman warga Dukuh Bungkul dan sekitarnya karena pemakaman aset Desa Wates dari Dukuh Bungkul berjarak 3 kilometer.

Pemerintah Desa Tugurejo tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut.

Lokasi TPU Desa Tugurejo dipisahkan sungai sebagai batas desa dengan Desa Wates.

Satu-satunya jalan menuju pemakaman adalah jalan yang berada di samping rumah Sulasmi.

Karena larangan tersebut, warga terpaksa melintasi sungai untuk memakamkan warga yang meninggal dunia.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjatim-timur.com dengan judul Bukan Karena Jembatan Rusak, Ini Penyebab Warga Ponorogo Angkut Keranda Jenazah Lewat Sungai

(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Tribunjatim-timur.com/Sri Wahyunik) (Kompas.com/Sukoco)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved