Harga Gabah Jatuh di Bawah Rp 5000 per kilogram, Petani di Karawang Berharap Bulog Beli Gabah Mereka
Musim panen seharusnya menjadi musim yang menggembirakan bagi para petani. Namun tidak demikian dengan sejumlah petani di Desa Jatiwangi, Jatisari
Harga Gabah Jatuh di Bawah Rp 5000 per kilogram, Petani di Karawang Berharap Bulog Beli Gabah Mereka
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG- Musim panen seharusnya menjadi musim yang menggembirakan bagi para petani.
Namun tidak demikian dengan sejumlah petani di Desa Jatiwangi, Jatisari, Karawang. Menghadapi musim panen saat ini, mereka merasakan banyak kesulitan.
Dari mulai sulit mendapatkan alat pemotong padi modern (komben), sulit untuk mencari tenaga kerja panen (ngarit), hingga sulit untuk mendapatkan jasa ojek gabah yang mengangkut gabah dari sawah ke lokasi pengumpulan gabah.
Pekerjaan yang biasanya singkat menjadi berlarut-larut, hingga gabahnya yang dipanen harus menginap di sawah berhari-hari.
Ditambah lagi dengan cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini di mana sering terjadi hujan pada sore hingga malam hari.
Situasi tersebut mengancam kondisi gabah petani sehingga lamanya proses pemanenan, hingga padi terlalu lama dalam proses pemanenan.
"Harga gabah saya jadi jatuh di bawah Harga yang masuk akal, masa ditawar kurang dari Rp 5000 per kilogram" kata Ahmad Labib (45), salah seorang petani di Desa Jatiwangi, Jatisari, Karawang.
Tentu saja, dengan harga di bawah Rp 5000 per kilogram tersebut, dia kesulitan untuk menutupi biaya produksi hingga membayar tenaga kerja.
"Ada banyak biaya yang dikeluarkan, mulai dari biaya pengolahan lahan pra tanam, per hektar Rp 1,8 juta, pembenihan Rp 800 ribu, termasuk biaya benih padi baru, biaya tandur (tanam padi), per hektar Rp 1,4 juta" kata Labib.
"Biaya pencegahan berbagai hama tanaman padi sampai 5 kali penyemprotan Rp 1 juta per hektar, belum pada saat panen, harus mengeluarkan sewa mesin panen (Rp 3 juta per hektar). Apabila dikalkulasi, modal penanaman padi tersebut kurang lebih Rp 15 juta-18 juta per hektar" kata Labib.
Beberapa waktu lalu, Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan bahwa harga gabah kering panen (GKP) harus Rp 6.500 per kilogram.
Pemerintah berjanji akan memastikan petani mendapatkan harga yang adil dan melindungi mereka dari tindakan yang merugikan.
Prabowo juga siap mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) untuk memastikan penyerapan gabah petani dengan harga Rp 6.500.
Mencoba Dijual ke Bulog
Menghadapi kesulitan yang dihadapinya, Labib pun mencoba untuk menjual ke Bulog Karawang pada Senin (21/4/2025).
Aplikasi permohonan untuk penjualan gabah sudah coba dibuat, dan dia menanti Bulog Karawang segera merespons permohonan penjualan padinya.
Berdasarkan testimoni petani yang menjual gabahnya ke Bulog Karawang di media sosial Instagram, bahwa Bulog menjual gabahnya sesuai anjuran pemerintah yaitu Rp 6500 per kilogram.
Labib pun berharap-harap cemas, Bulog mau membeli gabahnya.
Akademisi Sebut Strategi Pemerintah Dalam Penyaluran SPHP Mampu Kendalikan Harga Beras |
![]() |
---|
Bos Bulog Jamin Kualitas Beras SPHP Bebas Kutu dan Kuman |
![]() |
---|
Sidak Ritel Modern, Dirut Bulog Pastikan Ketersediaan dan Penyaluran Beras Aman |
![]() |
---|
Perkembangan Terkini Rencana Perum Bulog Berubah Status Jadi Badan |
![]() |
---|
Bikin Rugi Petani Lokal, DPR Larang Masyarakat Konsumsi Gula Kristal Rafinasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.