Siswa Curi Pisang untuk Hidupi Adik
Pelaku Pencurian Pisang Dapat Bantuan dari Bupati Pati, Putus Sekolah karena Ditinggal Orang Tua
Bupati Pati, Sudewo, soroti kasus remaja diarak warga karena mencuri pisang. Ia mengerahkan jajarannya untuk memberi bantuan ke pelaku.
TRIBUNNEWS.COM - Kasus pencurian yang melibatkan seorang remaja berinisial AAP (17) di Pati, Jawa Tengah, telah menarik perhatian publik dan mendapatkan respons cepat dari pemerintah daerah.
Bupati Pati, Sudewo, turun tangan untuk memberikan bantuan kepada AAP setelah kasus ini viral di media sosial.
Pada tanggal 17 Februari 2025, AAP ditangkap setelah mencuri pisang dari kebun milik warga.
Video yang memperlihatkan AAP diarak oleh warga ke balai desa menyebar luas dan menuai simpati dari masyarakat.
Dalam situasi yang memilukan ini, AAP melakukan pencurian karena terpaksa, dengan tujuan untuk memberi makan adiknya yang sedang dalam keadaan kekurangan.
"Seharusnya tidak sampai terjadi pengarakan massa terhadap pelaku," ungkap Sudewo.
Pemerintah Kabupaten Pati, melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB), telah dikerahkan untuk memberikan bantuan kepada AAP.
Sudewo menyatakan bahwa ia telah memerintahkan camat, kepala desa, dan perangkat desa untuk memberikan pengarahan kepada warga guna menjaga situasi tetap aman dan kondusif.
Kapolsek Tlogowungu, AKP Mujahid, menjelaskan bahwa pisang yang dicuri oleh AAP bernilai sekitar Rp 250 ribu.
Setelah pihak kepolisian memediasi, keluarga pemilik kebun setuju untuk menyelesaikan kasus ini secara damai.
Pihak desa juga menyodorkan surat kesediaan untuk pembinaan dan kewajiban lapor selama tiga bulan kepada AAP.
Baca juga: Gus Miftah Beri Beasiswa untuk Siswa SMA di Pati yang Curi Pisang
"Setelah dilakukan mediasi, korban sepakat untuk berdamai," ujar Mujahid.
Ini menunjukkan bahwa penyelesaian secara kekeluargaan sangat penting dalam kasus seperti ini, yang bisa menghindarkan remaja dari proses hukum lebih lanjut.
Setelah ditinggal kedua orang tuanya, AAP tinggal bersama kakeknya yang berprofesi sebagai buruh dan pencari rumput kambing.
Kakeknya menjelaskan bahwa AAP terpaksa putus sekolah karena tidak memiliki biaya, dan telah beberapa bulan tidak masuk sekolah.
Dalam keadaan ekonomi yang sulit, AAP merasa tidak ada pilihan lain selain mencuri untuk memenuhi kebutuhan adiknya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Viral Bocah SMA di Pati Diarak Menuju Kantor Desa, Kepergok Curi 4 Tundun Pisang Seharga Rp250 Ribu
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJateng.com/Mazka)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.