Sabtu, 4 Oktober 2025

Pengakuan Tri Cahyaningsih, Gagal Jadi PNS Karena Tinggi Kurang 0,5 Cm, Berjuang selama Tujuh Tahun

Tri Cahyaningsih, seorang buruh di Jawa Tengah gagal menjadi CPNS. Hal ini karena tinggi badan Tri Cahyaningsih kurang 0,5 cm dari persyaratan.

Editor: Glery Lazuardi
TribunSolo.com/Tri Widodo
TRI CAHYANINGSIH Tri Cahyaningsih, seorang buruh di Jawa Tengah gagal menjadi CPNS. Hal ini karena tinggi badan Tri Cahyaningsih kurang 0,5 cm dari persyaratan. Hal itu diungkapkan Tri Cahyaningsih, pada Rabu (19/2/2025). 

Hanya saja, usahanya saat itu belum berhasil. Dia gugur dalam tes seleksi kesamaptaan.

Tahun berikutnya, dia mencoba daftar lagi, namun tak bisa mengikuti tes. Ayya, panggilan akrab Tri Cahyaningsih, yang tak putus asa pun kembali ingin mendaftarkan diri sebagai CPNS. 

Baca juga: Rilis BKN: Ini Kriteria Pelamar CPNS dan PPPK 2024 Mengundurkan Diri yang Terkena Sanksi

Namun, Tuhan berkehendak lain. Dia justru mendapatkan amanat yang lebih besar. Ayya yang hamil lalu melahirkan sang putra tak memungkinkan untuk mengikuti seleksi. 

Padahal, tahun itu menjadi kesempatan terakhir bagi Ayya untuk mengabdikan diri pada negara.

"Kan tidak bisa ikut lagi karena batas usia maksimal 28 tahun. Yaudah nggak bisa," katanya.

Pengumuman pembukaan CPNS Kemenkumham Jateng untuk formasi penjaga tahanan tahun 2024 membawa angin segar bagi Ayya.

Dalam penerimaan ini, usia maksimal 35 tahun. 

Ayya yang berusia 31 pun kembali mendapatkan peluang lagi untuk mengejar impiannya.

Seakan tak ingin melewatkan kesempatan emas ini, Ayya pun kembali harus mengasah kemampuannya agar bisa lolos tes seleksi.

Buruh pabrik tekstil di Ampel itu pun kembali belajar dari satu buku materi CPNS

Selain itu, Ayya juga belajar dari soal-soal di internet, YouTube, dan mengikuti tryout online. Ayya pun belajar materi itu di sela-sela waktu senggangnya.

Tak mudah memang bagi ibu dua anak untuk belajar di sela kesibukannya sebagai ibu sekaligus buruh pabrik. Umumnya, pabrik tekstil memiliki tiga shift: Shift 1, pukul 06.00-14.00 WIB, Shift 2, pukul 14.00-22.00 WIB, dan Shift 3 pukul 22.00-06.00 WIB.

Beruntung, berkat dukungan suami dan keluarga, Ayya pun bisa memaksimalkan waktu senggangnya.

"Kalau capek ya capek banget, soalnya belajar sambil bekerja, mengurus rumah, anak, suami. Tapi untung anak-anak dan suami bisa saling support,” kata dia.

Selain belajar, Ayya juga melakukan ikhtiar batin. Dia tak pernah melupakan dzikir setelah salat 5 waktu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved