Sabtu, 4 Oktober 2025

Siswa SMK Ditembak Polisi

Update Penembakan Siswa SMK: Aipda Robig Belum jadi Tersangka, Proyektil Tertinggal di Jasad Korban

Polda Jawa Tengah tak kunjung melakukan sidang etik dan penetapan tersangka kasus polisi tembak pelajar di Kota Semarang.

Kompas.com Titis Anis/via TribunJateng.com
Aipda Robig Zaenudin (kiri), pelaku penembakan siswa SMKN 4 Semarang, GRO (17) (kanan). 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi III DPR RI, Polda Jateng belum menetapkan Aipda Robig sebagai tersangka.

Bidpropam Polda Jateng juga belum menggelar sidang etik kasus penembakan siswa SMKN 4 Semarang, Jawa Tengah, berinisial GRO (17) yang dilakukan Aipda Robig.

Padahal dalam RDP yang digelar Selasa (3/12/2024) kemarin, Komisi III DPR RI meminta kepolisian segera memproses Aipda Robig secara etik maupun pidana.

"Iya belum (sidang etik dan tersangka) status Aipda R (Robig Zaenudin) masih terperiksa baik dalam kasus etik maupun pidana," ungkap Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Rabu (4/12/2024).

Sejumlah fakta baru terungkap dalam RDP, salah satunya peluru masih berada di tubuh korban saat dimakamkan.

Diketahui, aksi penembakan terhadap GRO terjadi di depan Alfamart Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Minggu (24/11/2024) pukul 00.19 WIB.

Aipda Robig meletuskan empat tembakan yang mengarah ke pinggul GRO.

Kombes Pol Artanto menjelaskan proyektil masih bersarang di jasad karena pihak keluarga meminta untuk tidak diautopsi.

"Ada permintaan dari keluarga untuk tidak dilakukan autopsi, sehingga penyidik menghormati keputusan tersebut," tandasnya.

Untuk kepentingan penyelidikan, Polda Jateng mengajukan permohonan ekshumasi atau pembongkaran makam.

Pihak keluarga menyetujuinya sehingga makam korban dibongkar pada Jumat (29/11/2024) sekira pukul 13.10 WIB.

Baca juga: PDIP Bakal Advokasi Kasus Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi di Semarang

Menurutnya, proyektil tersebut akan dijadikan barang bukti kasus penembakan.

"Kami yakin peluru masih berada di tubuh korban. Oleh karena itu, kami memohon persetujuan keluarga untuk ekshumasi, dan keluarga sudah mengizinkan," lanjutnya.

Ia menambahkan kematian GRO baru diketahui keluarga pada siang hari karena petugas kepolisian kesulitan mengidentifikasi korban.

"Identitas korban baru diketahui siang harinya. Sebelumnya, kami sempat kesulitan karena rekam sidik jari tidak langsung keluar," sambungnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved