Kamis, 2 Oktober 2025

Santri di Kuningan Tewas Dianiaya Senior, 18 Terduga Pelaku Diamankan, Masih ada yang di Bawah Umur

Sebanyak 18 santri di Kuningan diamankan karena diduga terlibat penganiayaan terhadap santri bernama Hilmi hingga tewas.

Editor: Abdul Muhaimin
newstoday
Ilustrasi penganiayaan. Insiden meninggalnya salah seorang santri di pondok pesantren di Kuningan, diduga akibat tindakan kekerasan senior. 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNNEWS.COM - Seorang santri di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat bernama Hilmi (18) tewas diduga dianiaya sesama santri.

Sebanyak 18 santri yang diduga terlibat perundungan telah diamankan.

Kapolres Kuningan, AKBP Willy Andrian mengatakan dari 18 terduga pelaku ada yang masih di bawah umur sehingga polisi meminta bantuan Lembaga Perlindungan Anak atau masuk wilayah hukum pra peradilan.

"Dari jumlah belasan santri yang di amankan itu tidak semua. Sebab yang terlibat itu masih terdapat usia anak, sedang untuk yang di tahan dalam pemenuhan Penyelidikan itu ada sebanyak 6 santri yang masuk batas usia dewasa," ungkapnya.

Baca juga: Aniaya Pelajar SMK hingga Tewas, Oknum Polisi di Subang Terancam PTDH dan 15 Tahun Penjara

Melihat korban yang meninggal saat menjalani perawatan medis, kata Kapolres menyebut bahwa di tubuh korban dan beberapa organ korban mengalami luka - luka termasuk muncul warna aneh akibat luka lebam.

Mengenai kasus tersebut, Kapolres menegaskan bahwa tindakan ini masuk dalam pelayanan pasal 170 KUHP ayat (1) menyatakan bahwa siapapun yang terlibat secara terang-terangan dan bekerjasama terlibat dalam tindakan kekerasan kepada orang ataupun barang akan di jatuhi hukuman penjara maksimal 5 tahun 6 bulan.

"Ancaman terhadap pelaku tindak kekerasan itu pada Pasal 170 ayat (1). Dalam keterangan di dalam ketentuan tersebut mempunyai beberapa unsur yang memberikan batasan dalam mengancam seorang," katanya.

Sementara, Budiman (40) warga Desa Maniskidul, mengatakan, informasi heboh dugaan kekerasan hingga menimbulkan korban jiwa itu benar.

"Soal ada santri yang meninggal dan banyak diceritakan di warung kopi, emang benar terjadi. Namun penyebab utuhnya dan kasusnya itu tidak tahu detail," katanya.

Baca juga: Teganya Orang Tua di Tasikmalaya, Aniaya Anak Kandungnya Sendiri hingga Tewas

Kata Pihak Pondok 

Meninggalnya salah satu santri di Ponpes Kecamatan Jalaksana mendapat tanggapan dari lembaga pendidikan setempat.

Pengurus Ponpes Husnul Khotimah, Sanwani membenarkan kejadian itu menimpa salah seorang peserta didik. Namun permasalahan itu sudah mendapat penanganan dan pelayanan kepolisian daerah Kuningan.

"Untuk kasus hingga ada santri meninggal itu sudah di tangani Polres. Ini saya juga barusan dari Mapolres," kata Sanwani saat mengawali perbincangan dengan TribunCirebon.com melalui sambungan selulernya, Rabu (6/12/2023).

Timbul kejadian demikian, kata Sanwani jelas merasa kaget. Pasalnya, kegiatan belajar yang berlangsung di pondok pesantren itu sudah puluhan tahun dan tidak terjadi apapun.

Baca juga: Pasangan Suami Istri di Tasikmalaya Aniaya Anak Kandungnya yang Berkebutuhan Khusus hingga Tewas

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved