Sabtu, 4 Oktober 2025

Berita Viral

Fakta Viral Kampung Mati di Semarang, Warga Ungkap Alasan Belasan Rumah Terbengkalai: Ada Garong

Video yang memperlihatkan kondisi deretan rumah kosong di Cepoko Kota Semarang yang tak terawat hingga disebut sebagai kampung mati menjadi viral.

Penulis: Isti Prasetya
TRIBUNNEWS.COM/AGUS SALIM IRSYADULLAH
Deretan rumah kosong Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, yang viral disebut sebagai 'kampung mati', Sabtu (14/10/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Video yang memperlihatkan kondisi deretan rumah kosong tak terawat hingga disebut-sebut sebagai kampung mati menjadi viral di media sosial.

Narasi dalam video tersebut menyebutkan warga mendapatkan gangguan mistis di kampung itu.

Rumah-rumah yang ditinggalkan tampak modern sehingga diduga kampung tersebut belum lama ditinggalkan.

Hasil penelusuran TribunBanyumas.com, kampung tersebut berada di RT 4 RW 1 Kelurahan Cepoko, Gunungjati, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Kampung itu juga tidak terisolir lantaran akses jalan menuju perumahan tersebut masih mudah dijangkau.

Mulanya, pewarta kesulitan mencari informasi mengenai kampung mati tersebut karena warga di Kelurahan Cepoko mengaku tidak mengetahui keberadaan kampung mati itu.

Saat didatangi, belasan rumah terbengkalai dan tertutupi rumput liar.

Bahkan, beberapa bagian rumah itu tampak dirobohkan.

Namun, ada satu rumah di sekitar lokasi yang masih menunjukkan tanda-tanda aktivitas warga.

Bangunan tersebut adalah gudang gas LPG yang aktif mendistribusikan gas di wilayah Cepoko.

Rumah ini bersebelahan dengan industri pengolahan pupuk kandang yang juga masih aktif berproduksi.

Baca juga: Melongok Kampung Mati Cepoko di Semarang, Benarkah Warganya Pada Kabur Karena Gangguan Mistis?

Warga bantah soal gangguan mistis

Seorang warga Cepoko Raya, Eri, membantah jika kawasan itu disebut kampung mati, apalagi disebabkan oleh gangguan hal mistis.

Ia menyebut kawasan tersebut dijadikan sebagai tempat bisnis properti.

Hal itu diungkapkan oleh Eri saat ditemui di sekitar lokasi pada Sabtu (14/10/2023).

"Nggak bener itu kampung mati. Dulunya untuk simpanan barang-barang, bukan dihuni," ujar Eri.

Seorang pekerja yang ikut membangun rumah-rumah itu mengaku kaget dengan kabar tersebut.

Pekerja bernama Musanusi itu turut membantah terkait penyebutan kampung mati di kawasan Cepoko.

"Ini harus diluruskan. Jadi bukan kampung mati, dulunya memang ada aktivitas di situ. Ada yang menghuni, tapi bukan berarti kampung mati," ucapnya, Sabtu.

Baca juga: Viral Aspal Jalan di Kendal Ambyar saat Dipegang Tangan, Kades Akui Kualitasnya Buruk: Belum Rampung

Kerap terjadi perampokan

Lebih lanjut, Musanusi menceritakan sejarah kampung itu yang perlahan ditinggalkan.

Menurut dia, dahulu lokasi tersebut merupakan perumahan golongan menengah yang dibangun sekitar tahun 1980-an.

Namun, karena kondisi Kelurahan yang masih sepi penghuni, membuat keamaan perumahan tersebut minim.

Alhasil, aksi penjarahan kerap terjadi di perumahan tersebut dan membuat penghuni rumah memilih pindah satu per satu.

"Dulu awalnya itu hanya 2-3 rumah. Terus nambah-nambah. Tapi karena di sini dulu sepi, ada garong masuk rumah. Minta-minta uang, terus yang punya rumah takut," jelasnya.

Kawasan itu mulai kosong sekitar tahun 2000-an hingga tanah seluas lima hektar di perumahan itu tak berpenghuni sampai saat ini.

"Itu tanah sekitar lima hektar sudah kosong sejak tahun 2000-an," imbuhnya.

Deretan rumah kosong Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, yang viral disebut sebagai 'kampung mati', Sabtu (14/10/2023).
Deretan rumah kosong Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, yang viral disebut sebagai 'kampung mati', Sabtu (14/10/2023). (TRIBUNNEWS.COM/AGUS SALIM IRSYADULLAH)

Baca juga: Viral Kakek Temanggung Diamuk Massa, Tak Terima Pohon Duriannya Ditebang, Minta Ganti Rugi Rp50 Juta

Bukan tempat angker

Musanusi menampik jika perumahan itu disebut tempat angker.

Sebab, warga sekitar tidak pernah menjadi korban teror mistis seperti yang beredar di media sosial.

"Warga sekitar menganggap di sini tidak angker malah," katanya.

Mengutip TribunJateng.com, sesepuh Kelurahan Cepoko bernama Suharno turut membantah sebutan kawasan angker di perumahan tersebut.

Sebab, sejak menjadi ketua RW, dirinya belum pernah mendapatkan laporan warga mengenai teror hal mistis di lokasi itu.

"Saya jadi RW sejak 11 tahun, kurang lebih tahun 90-an. Belum pernah menerima laporan adanya hal-hal yang mistis," katanya dikonfirmasi melakui sambungan telepon, Sabtu sore.

Suharno menjelaskan, pengosongan rumah di lokasi tersebut merupakan imbas dari kasus pencurian yang membuat warga merasa tidak aman dan memilih pindah.

"Itu faktor keamanan, bukan karena faktor mistis atau apa menurut saya. Dulu sering kemalingan, ada saja yang dicuri. Nah lama-lama kan warga enggak betah, terus ditinggal penghuni."

"Dan setelah ditinggal terus kosong, perawatan diserahkan ke orang-orang. Ternyata malah semakin menjadi, yang punya rumah tidak kerasan," terangnya.

(Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunBanyumas.com/TribunJateng.com/Agus Salim Irsyadullah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved