Kamis, 2 Oktober 2025

Wali Kota Bukittinggi Ungkap Skandal Hubungan Sedarah Anak dengan Ibunya, Ini 4 Fakta Soal Inses

Wali Kota Bukittinggi Erman Safar mengungkap ada kasus hubungan inses antara anak dengan ibu kandungnya sendiri terjadi di wilayahnya.

Editor: Wahyu Aji
Elite Daily
ILUSTRASI hubungan inses antara anak dengan ibu kandungnya sendiri. 

"Anak (pemuda) ini mengaku telah menggunakan lem sejak duduk di bangku sekolah pertama (SMP-sederajat), akibatnya itu, microsensorik otaknya jadi terganggu," terang Sukendra.

Kendati sudah konsumsi lem sejak SMP, pemuda tersebut baru melakukan hubungan seksual dengan ibunya atau inses ketika menginjak bangku sekolah atas atau SMA.

"Pengakuan dari anak (pemuda) itu, inses dengan ibu kandungnya dimulai sejak dia SMA. Kini umurnya sudah 28 tahun, artinya sejak 10 tahun belakang lah," ungkap Sukendra.

Ilustrasi inses
Ilustrasi inses (Tribunlampung.co.id/Dodi Kurniawan)

Baca juga: Dukun Palsu Tipu Janda di Pekalongan: Suruh Lakukan Ritual Hubungan Inses dan Potong Bagian Tubuh

Kasus inses dengan ibu kandungnya itu baru terungkap seusai IPWL Agam Solid menerima laporan dari pihak keluarga.

"Anak yang melakukan hubungan seksual dengan ibu kandungnya ini, sekarang sedang kami tangani. Saat ini anak itu telah kami karantina dan berjalan tujuh bulan," tutur Sukendra.

Sukendra menyebut, pihaknya menangani kasus anak inses dengan ibu kandungnya itu, seusai pihak keluarga melapor.

Pasalnya, kondisi anak tersebut sudah mulai meluapkan emosinya ke pihak keluarga.

"Anak ini bisa kami karantina, karena ada laporan dari keluarga. Mereka meminta untuk direhab. Sebab, anak ini sudah mulai mengancam dengan senjata tajam juga," terang Sukendra.

4 potensi masalah kesehatan akibat inses

Dirangkum dari pemberitaan Kompas.com, berikut fakta seputar hubungan sedarah yang perlu Anda tahu:

1. Risiko genetik besar

Sebuah studi di Cekoslowakia membahas tentang anak-anak hasil hubungan sedarah dari negara itu. Hasilnya, sebanyak 42 persen anak menderita cacat lahir, bahkan menderita kematian dini.

Selain itu, studi tersebut juga menjabarkan bahwa 11 persen anak yang lahir dari hubungan sedarah berpotensi mengalami gangguan mental.

Ketika dua organisme yang memiliki hubungan darah dan melakukan hubungan, maka tingkat homozigositas cenderung lebih unggul.

Hal ini berarti keturunan yang dihasilkan memiliki peluang lebih besar untuk menerima alel (gen pada kromosom) identik dari ayah dan ibu mereka.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved