Kamis, 2 Oktober 2025

Peneliti Indef Tekankan Pentingnya Pemuda NTB Berinovasi dan Kuasai Teknologi Guna Membangun Daerah

Peneliti INDEF menekankan pentingnya inovasi yang dilakukan para pemuda NTB agar produktivitas di berbagai sektor bisa meningkat.

Istimewa
Dialog Interaktif bertajuk Paradigma Forum dengan mengangkat tema 'Peran Pemuda NTB untuk Pembangunan Daerah" di salah satu kafe di Jakarta Selatan, Minggu (22/1/2023). Peneliti INDEF Mirah Midadan Fahmid menekankan pentingnya inovasi yang dilakukan para pemuda NTB agar produktivitas di berbagai sektor bisa meningkat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Mirah Midadan Fahmid menekankan pentingnya inovasi yang dilakukan para pemuda Nusa Tenggara Barat (NTB) agar produktivitas di berbagai sektor unggulan di NTB bisa meningkat dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Pernyataan ini disampaikannya saat menjadi salah satu narasumber dalam acara Dialog Interaktif yang bertajuk Paradigma Forum dengan mengangkat tema 'Peran Pemuda NTB untuk Pembangunan Daerah" di salah satu kafe di Jakarta Selatan, Minggu (22/1/2023) siang kemarin.

Mirah Midadan, perempuan yang berusia 29 tahun dan tengah menyelesaikan studi doktoral di Universitas Indonesia (UI) ini mengawali paparannya dengan menjelaskan bahwa untuk berperan dalam pembangunan daerah, pemuda harus memulainya dari diri sendiri.

"Kalau kita mau berperan bahkan melakukan perubahan kecil di tengah kita, kita harus mulai dari diri kita sendiri. Mulai dari tahu diri kita sendiri, kalau kita tahu peta ini, maka kita akan tahu bagaimana kita berkontribusi terhadap pembangunan daerah," ujar Mirah sembari menceritakan penglamannya bergabung di organisasi volunter internasional.

Baca juga: Daftar Nama Bakal Calon DPD RI Provinsi NTB, 9 Nama Bacalon Belum Penuhi Syarat

Mirah selaku peneliti yang konsen di bidang ekonomi mengatakan bahwa pembangunan daerah, maka akan terkait sejumlah masalah, salah satunya terkait ketenegakerjaan.

"Ketenagakerjaan ini masalah pemuda, ada aspek-aspek sektoral ekonomi yang memang harus dikuatkan khususnya di NTB," jelasnya.

Alumnus University of Glasgow, The United of Kingdom ini menyebutkan pendidikan merupakan faktor yang penting untuk meningkatakan SDM masyarakat terutama pemuda.

Meskipun, menurutnya belakangan ini ada tren ijazah bukan lagi menjadi kunci utama yang dilihat dunia kerja.

"Tapi jangan sampai berpikir bahwa IPK 2 aja cukup. IPK itu menentukan tingkat intelegensia kita, semakin tinggi IPK atau nilai kita maka akan semakin baik daya analisis kita. Kalau kita punya analisis yang baik, saya yakin akan dapat mengurangi prblematika di kehidupan selanjuttnya dengan jauh lebih baik dan bijak," ujarnya.

Selanjutnya, Mirah berbicara terkait pembangunan NTB dari sektor ekonomi.

Menurutnya, ada tiga sektor utama ekonomi yang paling beperan besar di NTB berdasarkan data BPS, antara lain sektor akomodasi yakni makanan minuman, yang tentu saja terkait dengan pariwisata, kedua sektor transportasi, dan ketiga sektor pertambangan.

Ada pula sektor pertanian dan peternakan.

Baca juga: Prakiraan Hujan di Indonesia Hari Ini, Kamis 12 Januari 2023, BMKG: NTB dan NTT Potensi Hujan Lebat

Menurut Mirah, peran pemuda dan milenial dalam konteks tersebut adalah bagaimana para pemuda yang telah bersekolah tinggi di perguruan tinggi ini dapat melakukan inovasi dan mengkombinasikan dengan teknologi terkini.

Sehingga ini dapat memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap masyarakat.

Hal lain yang disoroti Mirah yakni terkait tingkat pengangguran di NTB.

Menurut data BPS, pengangguran di NTB untuk wilayah perkotaan mengalami penurunan, sementara wilayah pedesaaan mengalami peningkatan.

Padahal, sektor pertanian dan pertambangan adanya di desa. Dia menilai hal ini terjadi karena para pelajar yang sudah merantau ke Jabodetabek sebagaian ada yang malas balik ke NTB dan lebih memilih bekerja di kota.

"Kalau memang gak mau balik ke daerah, tapi tolong kalau sudah sukses dan sudah punya akses gunakan untuk membantu daerah kita," harapnya.

Di sisi lain, Mirah menjelaskan bahwa terkait tenaga kerja, di NTB sektor non formal jauh lebih besar dari sektor formal.

Dengan demikian, dia pun menyarankan agar para pemuda bisa memanfaatkan peluang tersebut misalnya untuk membangun start up, buat usaha kecil non formal.

Namun, tantangannya adalah untuk melakukan sesuatu tersebut harus sudah punya konsep sehingga bisa berjalan minimal 10 tahun kedepan.

"Jadi sudah ada backupnya baik untuk jangka pendek dan jangka panjang," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Badan Musyawarah Masyarakat Bima (BMMB) Jabodetabek Dr Salahudin Gaffar dalam paparannya menekankan pentingnya pemuda mengenali diri sendiri, membangun kepantasan diri, baru membangun orang lain dan daerah.

"Ketika bicara peran berbuat untuk orang lain, apa yang dimaksud dengan intelektualitas, respon kita untuk berbuat terhadap fenomena yang sekarang kita hadapi di depan mata kita. Sebelum berperan untuk orang lain, menurut saya penting untuk mengenal diri kita dulu," katanya.

Di samping itu, parktisi hukum menyebutkan bahwa ada tiga kunci yang harus dipegang para pemuda dalam kehidupannya yakni atitute atau perilaku, motivasi, ketiga skill atau kompetensi.

"Kata kunci adalah panggilan kita mau berbuat, tidak boleh lagi orientasi pragmatisme, yang terlihat dengan jumlah yang orang kasih kita. Sehingga nurani kita tergadaikan," katanya.

Salahudin berpesan kepada para pemuda NTB yang telah berhijrah di Jakarta, agar mengubah pola pikir dan paradigma, sehingga orang lain tidak menilai jelek daerah asal karena melihat perilaku mereka.

"Jangan habiskan waktu di tempat-tempat yang tidak membuat kita produktif, pola pikir dan pandangan sehingga kita kehilangan momentum untuk menyiapkan diri kita," pesannya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved