Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Kematian 2 Warga Bone Bukan karena Vaksin, Berikut Hasil Investigasi Dinkes, BPOM hingga KIPI Sulsel

Berdasarkan hasil pengkajian dan causality assessment oleh Dinkes Sulsel bersama KIPI Sulsel, Seleng (80) memiliki riwayat hipertensi lama.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Timur/Siti Aminah
Dinas Kesehatan dan LIPI Sulsel konferensi pers terkait hasil investigasi dua warga Bone yang meninggal usai vaksin. Konferensi pers berlangsung di Kantor Dinas Kesehatan Sulsel Jl Perintis Kemerdekaan, Kamis (6/1/2022). 

Tekanan Darah Tinggi

Seperti diberitakan, warga Dusun Batu Lappa, Desa Samaenre, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) Seleng (80) diduga meninggal setelah divaksin.

Seleng (80) menerima vaksinasi hari Kamis (23/12/2021), kemudian hari Jumat (24/12/2021) beraktivitas seperti biasa ke tempat ibadah.

Kemudian sore menjelang malam tidak sadarkan diri, petugas puskesmas datang memeriksa, tekanan darah sangat tinggi di atas 200 milimeter air raksa (mmHg).

"Jadi dokter memberi kesimpulan, ia meninggal karena stroke pada hari Minggu pagi," tutur Yusuf.

Walaupun begitu, pihaknya mendapat keterangan dari keluarga, Seleng (80) memiliki riwayat tekanan darah tinggi, namun pada saat divaksin memenuhi syarat.

Baca juga: Pekan Depan, Pemerintah Akan Putuskan Vaksin Booster Diberikan Gratis atau Berbayar

"Tekanan darah yang diperbolehkan itu maksimal 180 mmhb," kata dia.

Selain warga Samaenre ada juga anak di Desa Gattareng, Kecamatan Salomekko diduga meninggal setelah vaksin.

"Anak ini menerima vaksinasi pertama tanggal (26/12/2021) Kemudian vaksinasi kedua (23/11/2021)," katanya.

Kesehatannya mengalami penurunan, sempat dirawat di Puskesmas dan akhirnya meninggal.

"Nah yang ingin saya sampaikan, vaksinator telah menetapkan Standar Prosedur Operasional (SOP) termasuk screening wawancara kepada penerima vaksin," jelas Juru Bicara (Jubir) Covid-19 Bone ini.

Menurutnya, keduanya memenuhi syarat untuk divaksin.

"Vaksin yang digunakan ini aman sebagaimana rekomendasi Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM," terangnya.

Yusuf mengatakan, telah divaksin sebanyak 400 ribu jiwa namun tidak ditemukan kasus meninggal.

"Artinya bukan jaminan orang tidak bermasalah, bisa saja bisa saja secara individu ada yang tidak cocok," katanya.

Jika disangkutpautkan dengan vaksin, perlu ada kajian yang mendalam.

Diolah dari artikel yang telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul 4 Hari Setelah Divaksin Seleng Meninggal, Hasil Investigasi Gabungan Sebut Bukan karena Vaksinasi dan Usai Divaksin, 2 Warga Bone Meninggal, Dinkes Bone Bantah karena Vaksin, Dugaan Ada Penyakit Bawaan

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved