Minggu, 5 Oktober 2025

Guru Rudapaksa Santri

Kasus Herry Wirawan Rudapaksa Santri: Jadikan Korban Mesin Uang hingga Diduga Korupsi Dana Bantuan

Herry Wirawan, guru yang rudapaksa santriwatinya ternyata juga menjadikan korban sebagai mesin uang.

Penulis: Katarina Retri Yudita
Istimewa via Tribun Jabar
Herry Wirawan, guru pesantren di Cibiru, Bandung, Jawa Barat, yang merudapaksa 12 santrinya. 

Para santriwati tersebut diminta untuk membuat proposal guna menggaet donatur untuk berdonasi di pesantren.

"Belajarnya tidak full 100 persen, menurut keterangan korban, dia sebetulnya setiap harinya bukan belajar. Mereka itu setiap hari disuruh bikin proposal. Ada yang bagian ngetik, ada yang bagian beres-beres proposal galang dana," ucap Yudi di Garut, Jumat (10/12/2021), masih dikutip dari TribunJabar.

Tak sampai di situ, yang mengherankan, sama sekali tak ada guru perempuan yang mengurus puluhan santriwati di pesantren itu.

Hanya ada pelaku saja yang bertugas sebagai penanggung jawab.

Menurut Yudi, hal itulah yang membuat Herry melakukan aksi bejatnya berulang-ulang.

"Dan laki laki itu tinggal di sana mengajar di sana sendirian tanpa ada pengawasan pihak lain dan ini yang membuat dia melakukan berulang-ulang," ungkapnya.

Saat ini pihak Yudi tengah berjuang agar pelaku dihukum kebiri.

Menurutnya, kebiri adalah hukuman yang masuk akal bagi pelaku karena ada satu korban yang diketahui mengalami depresi berat.

Dijadikan kuli bangunan

Tak hanya membuat proposal, para santriwati juga dijadikan kuli bangunan.

Agus Tatang, warga di sekitar Madani Boarding School Cibiru, mengatakan selain belajar agama, para santriwati juga diminta untuk mengerjakan proses pembangunan di pondok pesantren tersebut yang seharusnya menjadi tugas laki-laki.

"Kalau ada proses pembangunan di sana, santriwati yang disuruh kerja, ada yang ngecat, ada yang nembok, yang harusnya mah laden-nya (buruh kasar) dikerjain sama laki-laki. Tapi di sana mah perempuan semua enggak ada laki-lakinya," ucapnya, Jumat, dilansir TribunJabar.

Ia juga mengaku tidak tahu ada santriwati yang berbadan dua.

Pasalnya, kata Agus, para santriwati mengenakan pakaian panjang dan longgar.

Agus juga merasa hal sedemikian rupa tidak mungkin terjadi karena menurutnya menurutnya Madani Boarding School merupakan sekolah berbasis agama.

Herry Wirawan, guru pesantren di Bandung yang merudapaksa 12 santriwatinya hingga melahirkan 8 bayi.
Herry Wirawan, guru pesantren di Bandung yang merudapaksa 12 santriwatinya hingga melahirkan 8 bayi. (Foto: Ist/Tribunjabar)
Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved