Mengintip Aksi Pelaku Begal, Berpenampilan Necis Agar Tak Menimbulkan Kecurigaan
Boby bercerita, profesi sebagai jambret, begal, dan pembobol rumah telah dijalaninya sejak dua tahun lalu.
Dari hasil pertamanya itu, ia mendapatkan handphone dan sepeda motor korban yang laku dijual seharga Rp 1,5 juta.
Sama halnya dengan begal, aksi jambret dilakukan lebih singkat. Ia biasa mengincar orang yang bermain handphone.
Setelah dirampas, Boby lalu pergi seketika membonceng seorang rekannya menggunakan sepeda motor.
Boby tahu betul pekerjaan itu berisiko terhadap nyawanya.
Tetapi, hal itu terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan.
Baca: Cara Mudah Unreg Kartu Prabayar Jika Nomor Ponsel yang Teregistrasi Salah
Sejauh ini, keluarga dan saudara tidak pernah tahu pekerjaan yang dilakukannya.
Jika aksi pembobolan maupun kriminalitas mencuat ramai di Kota Semarang, ia terpaksa pindah ke kota lain atau sementara berhenti bekerja.
Sebagai gantinya, Boby bekerja sebagai buruh bangunan.
"Jadi buruh bangunan sebagai sampingan," ujarnya.
Spontan
Adapun, pelaku kejahatan jalanan biasanya bersifat spontan. Mereka tidak memantau calon korban dalam waktu yang lama.
Sekali melihat ada peluang langsung eksekusi.
Hal itu menjadi prinsip Amir Sarifudin (39), seorang pelaku kejahatan jalanan yang kini mendekam di tahanan Polrestabes Semarang.
Pria asal Lampung itu masih terlihat pincang saat berjalan.
Maklum saja, dua minggu lalu timah panas menghujam kaki kirinya saat diringkus polisi di sebuah hotel di Bandungan, Kabupaten Semarang.