Mengintip Aksi Pelaku Begal, Berpenampilan Necis Agar Tak Menimbulkan Kecurigaan
Boby bercerita, profesi sebagai jambret, begal, dan pembobol rumah telah dijalaninya sejak dua tahun lalu.
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Mengenakan pakaian rapi dengan kemeja, celana panjang, sepatu, serta topi, Boby (bukan nama sebenarnya), bercerita pengalamannya menjadi pelaku kriminal, yaitu jambret, begal, hingga pembobol rumah mewah.
Ia mengaku sengaja berpenampilan necis seperti itu untuk menghindari kecurigaan orang ketika menjalankan aksi.
Berkat bantuan narasumber penghubung, Tribun Jateng berkesempatan secara eksklusif mewawancarai pelaku kejahatan lintas provinsi yang masih aktif itu di sebuah angkringan pinggir jalan, sebelum ia berangkat 'kerja'.
Boby bercerita, profesi sebagai jambret, begal, dan pembobol rumah telah dijalaninya sejak dua tahun lalu.
Siang hari membobol rumah, lalu malamnya dilanjut menjambret atau membegal.
Khusus di wilayah Kota Semarang, kawasan favoritnya adalah daerah timur, seperti Tlogosari, Gayamsari, dan Jalan Arteri Soekarno-Hatta.
Daerah itu dipilih karena relatif sepi.
Baca: Doa Ibu Berkaos #DiaSibukKerja: Suatu Hari Kamu yang Jadi Presidennya
Selain itu, banyak jalur tikus yang semakin memudahkannya ketika bekerja.
Sebelum beraksi, Boby lebih dulu menentukan wilayah sasaran atau mangsa dengan cara berkeliling mengendarai sepeda motor.
Tujuannya untuk mengenal medan, mulai dari jalur ke luar masuk hingga alternatif arah melarikan diri, sehingga ketika terjadi kondisi darurat tak perlu pikir panjang.
Boby biasa menyebut ketiga profesinya itu dengan istilah begal, tarikan (jambret), dan bobol (mencuri rumah).
Dalam menjalankan aksi, Boby biasanya ditemani seorang rekan yang bertugas sebagai pengawas.
Ia biasa menyebutnya dengan istilah si-penjaga game.
Tugasnya selain sebagai driver juga untuk mengawasi kondisi di luar rumah ketika dirinya sedang membobol rumah.