Cerita Makam Raden Saleh, Ditemukan Tak Sengaja Saat Potong Ilalang
Siapa yang menyangka kalau ditengah sesaknya pemukiman, terdapat makam seorang maestro pelukis yang karyanya sudah mendunia.
Raden Saleh lahir pada 1807 masehi dan wafat pada 1880.
Patung Raden Saleh di Taman Margasatwa Ragunan
Wahyudi menceritakan, dalam melukis Raden Saleh sangat menyukai gambar satwa liar.
"Raden Saleh hobi melukis satwa liar, kan untuk lihat satwa harus ke hutan jadi dia membuat kebun binatang mini sebagai objek lukisannya," ujar Wahyudi di Jakarta, Jumat (1/1/2015)
Menurut dia bisa dibilang Raden Saleh adalah bapak konservasi satwa Indonesia karena ketika melukis Raden Saleh selalu terinspirasi dengan satwa liar.
Dia menceritakan, kegemaran Raden Saleh dalam mengumpulkan satwa di rumahnya di kawasan Cikini merupakan cikal bakal kebun binatang saat ini.
"Dulu kebun binatang di rumah Raden Saleh itu luasnya sekitar 10 hektar," tambah dia.
Kebun binatang Cikini pertama kali di dirikan pada 1864 atau 151 tahun yang lalu.
Dulu kala nama kebun binatang adalah Vereening Planten En Dierentuin Te Batavia.
Wahyudi mengatakan, setelah 4 tahun Indonesia merdeka nama kebun binatang dalam bahasa Belanda diubah menjadi kebun binatang Jakarta atau kebun binatang Cikini.
Dua puluh tahun kemudian atau 1969 Gubernur Jakarta Ali Sadikin memindahkan satwa koleksi kebun binatang Cikini ke kebun binatang Ragunan.
Setelah dipindahkan, Gubernur membangun Taman Ismail Marzuki.
Sekarang selain pusat kesenian Taman Ismail Marzuki (TIM) rumah Raden Saleh adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Jakarta dan kompleks Rumah Sakit PGI Cikini yang sampai saat ini masih digunakan. (tribunnewsbogor.com, Yudhi Maulana/ tribunnews.com, Sylke Febrina Laucereno)