Kamis, 2 Oktober 2025

Perburuan Satwa Picu Peningkatan Kebakaran Hutan

Satwa yang diburu diantaranya jenis ayam hutan, kijang, rusa, dan aneka jenis burung

zoom-inlihat foto Perburuan Satwa Picu Peningkatan Kebakaran Hutan
Hutan di bukit Amurang, Minahasa Selatan terbakar dan mengancam ribuan perumahan, pertokoan serta terminal Amurang, Kamis (2/8/2012) siang. Kebakaran hutan itu cukup mengkhawatirkan warga karena jaraknya hanya sekitar 100 meter.

TRIBUNNEWS.COM,MALANG- Organisasi konservasi satwa dan hutan, ProFauna Indonesia, menilai bahwa kebakaran yang melanda Tahura (Taman Hutan Rakyat) Raden Soerjo di kaki gunung Welirang dan Arjuno selama 2012, mengalami peningkatan yang cukup drastis, yakni sebesar 250 persen ketimbang tahun 2011.

 Peningkatan intensitas kebakaran ini, disinyalir berkaitan erat dengan maraknya perburuan satwa liar di sana.

Juru kampanye ProFauna Indonesia, Radius Nursidi, dalam keterangannya siang ini menyampaikan bahwa berdasarkan pengamatan yang dilakukan ProFauna sejak Agustus hingga Oktober 2012, setidaknya telah terjadi 21 kebakaran hutan.

Padahal, pada periode yang sama di tahun 2011, tercatat terjadi enam kali kebakaran. “Artinya, kebakaran  di Tahura Raden Suryo meningkat 250 persen,” kata Radius.

Dalam kaitannya dengan perburuan satwa liar, dijelaskan Radius bahwa kebakaran itu diduga sengaja dilakukan oleh para pemburu untuk menggiring satwa buruan ke lokasi yang diharapkan. Metode tersebut, diduga juga sengaja dilakukan untuk mengalihkan perhatian para petugas di kawasan konservasi seluas 27.868 hektar itu, agar tidak fokus pada praktek perburuan yang sedang berlangsung.

“Satwa yang diburu diantaranya jenis ayam hutan, kijang, rusa, dan aneka jenis burung. Minimnya petugas yang berpatroli di dalam kawasan itu yang juga perburuan satwa liar makin merajalela,” imbuhnya.

Menyikapi fenomena tersebut, Radius menegaskan bahwa ProFauna mendesak pemerintah provinsi Jawa Timur agar lebih serius melakukan penanganan, dianranya dengan melakukan patroli hutan yang lebih intensif dan menambah pos-pos pengamanan baru di lokasi yang menjadi pintu keluar masuknya pemburu, yakni di wilayah Singosari, Karangploso, Lawang, Trawas, dan Pasuruan.

“Jika perburuan satwa liar tidak segera ditangani, maka kebakaran hutan akan terus terjadi tiap tahun dan satwa liar penghuni Tahura akan terancam punah,” pungkasnya.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved