Selasa, 7 Oktober 2025

Pendidikan Profesi Guru

5 Contoh Studi Kasus PPG PAI Kemenag 2025 Masalah Penggunaan LKPD sebagai Referensi

Inilah contoh studi kasus PPG PAI Kemenag 2025 masalah Penggunaan LKPD, maksimal 500 kata sebagai referensi persiapan UKMPPG pada 11-12 Oktober 2025.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
Kolase Tribunnews.com/Canva
STUDI KASUS PPG - Grafis tentang contoh studi kasus PPG 2025 tentang Penggunaan LKPD yang dibuat di aplikasi Canva Premium, Sabtu (4/10/2025). Inilah contoh studi kasus PPG PAI Kemenag 2025 masalah Penggunaan LKPD, maksimal 500 kata sebagai referensi persiapan UKMPPG. 

Nilai hasil kerja pun menunjukkan hanya 55 persen siswa yang mencapai KKM. Dari refleksi, saya menyadari bahwa LKPD yang monoton membuat siswa kurang termotivasi.

2. Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?

Saya berupaya memperbaiki LKPD agar lebih interaktif dan sesuai dengan karakteristik siswa kelas VI yang senang tantangan dan variasi. 

Beberapa langkah yang saya lakukan antara lain:

  • Mendesain LKPD dengan variasi soal: pilihan ganda, mencocokkan gambar Rasul dengan kisah singkatnya, dan teka-teki silang Islami.
  • Menambahkan kolom refleksi pribadi, misalnya “Apa teladan yang bisa kamu tiru dari Nabi Nuh AS?” agar siswa bisa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
  • Menggunakan LKPD berbasis kelompok, sehingga siswa berdiskusi untuk menyelesaikan soal cerita atau studi kasus tentang sikap Rasul.
  • Memberi waktu presentasi singkat dari hasil kerja kelompok agar siswa merasa hasil LKPD mereka dihargai.

3. Apa hasil dari upaya Anda tersebut?

Hasilnya cukup positif:

  • Sebanyak 90 persen siswa terlihat lebih antusias mengerjakan LKPD karena soal bervariasi dan menantang.
  • Hasil evaluasi meningkat, 85 persen siswa mencapai KKM, bahkan beberapa menunjukkan kemampuan berpikir kritis saat mengaitkan kisah Rasul dengan kehidupan sehari-hari.
  • Diskusi kelompok berjalan aktif, siswa saling berbagi pendapat tentang sikap Rasul yang patut diteladani.
  • Suasana belajar lebih hidup, siswa tidak lagi menganggap LKPD hanya sekadar tugas tulis-menulis, tetapi juga media belajar bersama.

4. Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?

Saya belajar bahwa LKPD untuk siswa kelas VI harus didesain lebih variatif, menantang, dan melibatkan keterampilan berpikir kritis. LKPD bukan hanya alat evaluasi, melainkan media yang bisa menumbuhkan diskusi, refleksi, dan penerapan nilai dalam kehidupan nyata. 

Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa kreativitas guru dalam menyusun LKPD sangat berpengaruh pada motivasi dan hasil belajar siswa. Dengan LKPD yang interaktif, siswa lebih termotivasi, memahami materi lebih mendalam, dan mampu meneladani akhlak Rasul dalam kehidupan sehari-hari.

E. Contoh Studi Kasus PPG PAI Kemenag 2025 Masalah Penggunaan LKPD

1. Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?

Ketika mengajar materi Iman kepada Kitab-Kitab Allah, saya menggunakan LKPD sebagai sarana latihan dan diskusi. Namun, saya menemukan permasalahan: banyak siswa kurang berminat mengerjakan LKPD karena bentuknya monoton, hanya berupa soal uraian panjang. 

Siswa cenderung menyalin dari buku tanpa benar-benar memahami. Hasil pengamatan menunjukkan sekitar 40 persen siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh, sementara sisanya terburu-buru selesai atau bahkan tidak mengisi dengan lengkap. 

Hasil evaluasi pun rendah, hanya 50 persen siswa yang mencapai KKM. Saya menyadari bahwa desain LKPD kurang sesuai dengan karakteristik remaja SMP yang butuh variasi, tantangan, dan aktivitas kolaboratif.

2. Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?

Untuk mengatasi masalah tersebut, saya mencoba memperbaiki LKPD agar lebih menarik, interaktif, dan kontekstual.

Langkah yang saya lakukan antara lain:

  • Mendesain LKPD dengan variasi soal, seperti matching (mencocokkan kitab dengan nabi penerimanya), tabel ringkasan isi pokok kitab, dan studi kasus sederhana.
  • Menambahkan ruang refleksi, misalnya “Bagaimana cara kita mengamalkan isi kitab Allah di zaman modern?”
  • Membuat LKPD berbasis kelompok, agar siswa bisa berdiskusi dan berbagi pendapat.
  • Mengombinasikan dengan media digital, misalnya menambahkan QR Code pada LKPD yang mengarah ke video singkat tentang sejarah kitab-kitab Allah.
  • Memberi kesempatan siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka untuk meningkatkan tanggung jawab belajar.

3. Apa hasil dari upaya Anda tersebut?

Setelah menggunakan LKPD yang lebih variatif, hasilnya cukup menggembirakan:

  • Partisipasi siswa meningkat hingga 85 persen, sebagian besar terlihat aktif berdiskusi dan saling melengkapi jawaban.
  • Pemahaman siswa lebih baik, terbukti dari hasil tes formatif yang menunjukkan 80 persen siswa mencapai KKM.
  • Suasana kelas menjadi lebih hidup, siswa lebih bersemangat karena merasa LKPD tidak lagi membosankan.
  • Siswa lebih mampu mengaitkan materi dengan kehidupan nyata, misalnya saat membahas pentingnya membaca Al-Qur’an sebagai kitab terakhir.

4. Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?

Saya belajar bahwa penggunaan LKPD di SMP harus disesuaikan dengan kebutuhan remaja yang menyukai tantangan, kreativitas, dan kerja sama. LKPD bukan hanya alat evaluasi, tetapi juga sarana untuk membangkitkan motivasi dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa.

Dengan desain LKPD yang variatif, siswa lebih mudah memahami materi, lebih aktif dalam pembelajaran, dan lebih siap mengamalkan nilai iman dalam kehidupan sehari-hari.

*) Disclaimer: 

  • Contoh studi kasus PPG PAI Kemenag 2025 masalah Penggunaan LKPD dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru yang kan mengikuti UKMPPG 2025.
  • Beberapa studi kasus PPG PAI Kemenag 2025 merupakan hasil olah AI, sehingga bapak/ibu guru perlu melakukan modifikasi.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved