Senin, 29 September 2025

Penjaminan Mutu Pendidikan Pesantren Dimulai dengan Asesmen Ma’had Aly

Asesmen ini menitikberatkan pada pendampingan dan peningkatan mutu, bukan pada penghakiman terhadap temuan di lapangan.

IST
ASESMEN PERDANA - Ketua Majelis Masyayikh, KH Abdul Ghaffar Rozin memberikan pengarahan dalam asesmen perdana lapangan Ma’had Aly di Jambi, Kamis (18/9/2025). Asesmen ini menitikberatkan pada pendampingan dan peningkatan mutu pendidikan pesantren. 

Hasiolan EP/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM - Dunia pendidikan pesantren menapaki babak baru.

Untuk pertama kalinya, Majelis Masyayikh menggelar asesmen lapangan Ma’had Aly sebagai implementasi nyata amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.

Asesmen ini menitikberatkan pada pendampingan dan peningkatan mutu, bukan pada penghakiman terhadap temuan di lapangan.

Tahap perdana asesmen menyasar 12 Ma’had Aly yang tersebar di sembilan provinsi: Aceh, Jambi, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Proses ini berlangsung pada 15–30 September 2025.

Sebanyak 16 asesor Majelis Masyayikh, termasuk delapan anggota yang turun langsung ke lapangan, terlibat dalam asesmen ini.

Langkah tersebut menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar formalitas, melainkan ruang dialog keilmuan dan penataan tata kelola pendidikan pesantren.

Baca juga: Tanoto Foundation Buka Beasiswa Liputan Pendidikan 2025 untuk Jurnalis Indonesia, Ini Syaratnya

Proses asesmen juga mendapat dukungan Dewan Masyayikh sebagai mitra strategis penjaminan mutu internal.

Ketua Majelis Masyayikh, KH Abdul Ghaffar Rozin, menekankan pentingnya asesmen perdana ini.

“Ini adalah tonggak sejarah. Mutu Ma’had Aly harus tetap terjaga, dengan tetap berakar pada tradisi pesantren. Asesmen ini dimaksudkan untuk mendampingi dan memperkuat kualitas kelembagaan, bukan menghakimi,” tegasnya, Kamis (18/9/2025).

Asesmen tidak hanya memeriksa aspek administratif, melainkan juga menyentuh sanad keilmuan, penguasaan kitab turats, kualitas karya ilmiah mahasantri, kurikulum, hingga standar kompetensi lulusan.

Selain itu, Majelis Masyayikh juga memperkenalkan aplikasi Syamil untuk pencatatan data asesmen. Inovasi ini menjadi bentuk integrasi tradisi pesantren dengan teknologi modern, guna memperkuat transparansi dan akuntabilitas.

Anggota Majelis Masyayikh, KH. Muhyiddin Khotib, menyatakan bahwa asesmen menjadi sarana memperkuat komunikasi antara Dewan Masyayikh, lembaga pesantren, dan masyarakat.

“Dengan asesmen ini, pesantren semakin terbuka dan dapat menunjukkan standar akademik yang bisa dipertanggungjawabkan, tanpa kehilangan identitasnya,” ungkapnya.

Apresiasi datang dari salah satu Ma’had Aly yang menjadi sasaran asesmen, yaitu Ma’had Aly Syekh Ibrahim Al Jambi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan