Tribunners / Citizen Journalism
Ayo Mondok: Gerakan Strategis Membangun Karakter Bangsa dari Pesantren
Gernas Ayo Mondok dorong pendidikan pesantren sebagai pusat karakter, spiritualitas, dan cinta bangsa di era modern.
KH M Zahrul Azhar Asad
Nama Panggilan Gus Hans
Sekretaris Jenderal Gerakan Nasional (Gernas) Ayo Mondok
Pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum di Rejoso, Peterongan, Jombang, Jawa Timur.
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Nasional (Gernas) Ayo Mondok adalah sebuah kampanye nasional yang bertujuan untuk mendorong masyarakat Indonesia terutama para orang tua dan generasi muda Muslim agar menyekolahkan anak-anak mereka di pondok pesantren sebagai pilihan pendidikan yang membentuk karakter, spiritualitas, dan kecintaan terhadap bangsa dan agama.
Gerakan ini lahir dari kolaborasi para alumni, pengasuh, dan pengurus pesantren yang ingin memperkuat citra dan kualitas pesantren di tengah tantangan zaman, termasuk perkembangan teknologi dan dinamika sosial.
Dengan lebih dari 39.551 pesantren di Indonesia, Gernas Ayo Mondok berupaya agar pesantren tidak hanya menjadi “buih di lautan,” tetapi menjadi pusat pembentukan karakter bangsa.
Sebagai upaya menggelorakan Gernas Ayo Mondok dibutuhkan peran
para Kyai dalam memperkuat citra dan kualitas Pesantren bukan sekadar simbol spiritual, tetapi juga aktor strategis dalam transformasi pendidikan Islam di Indonesia. Berikut adalah peran-peran kunci mereka yang berdampak langsung pada citra dan mutu pesantren.
Hal ini, karena Kyai adalah figur sentral yang menjadi teladan dalam akhlak, keilmuan, dan kepemimpinan. Wibawa dan integritas pribadi mereka membentuk kepercayaan publik terhadap pesantren.
Mereka merancang kurikulum yang relevan dengan zaman, menggabungkan ilmu agama dan pengetahuan umum. Kyai mendorong santri mengikuti ujian nasional agar lulusan pesantren memiliki ijazah formal. Kyai memimpin gerakan seperti penanaman tanaman pangan di lingkungan pesantren sebagai simbol kemandirian.
Mereka juga mendorong pemberdayaan ekonomi dan advokasi sosial agar pesantren tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi subjeknya.
Di tengah sorotan negatif akibat beberapa kasus, kyai berperan aktif dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap pesantren. Mereka menegaskan bahwa pesantren adalah tempat membentuk generasi berkarakter, cinta bangsa, dan berakhlakul karimah.
Ratusan pengasuh pesantren semakin yang tergabung dalam Gerakan Nasional (Gernas) Ayo Mondok bertekad semakin memperkuat citra pendidikan pesantren berkualitas.
Para kiai, bu nyai, gus, ning pengelola pesantren dari berbagai wilayah di Indonesia akan menggelar Rapat Kerja (Raker) ke-1 untuk merumuskan program-program strategis pendidikan di pesantren.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Wapres Gibran Dorong Gerakan Ayo Mondok Cetak Santri Melek Digital |
![]() |
---|
15 Ribu Pramuka Dari 16 Negara Deklarasikan Pesan Perdamaian Dunia di Jambore Muslim WMSJ 2025 |
![]() |
---|
Khutbah Jumat 5 September 2025 Tema Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H: Pentingnya Akhlak di Era Modern |
![]() |
---|
Profil KH Marsudi Syuhud, Terpilih Jadi Ketua Umum Induk Koperasi Pondok Pesantren 2025-2030 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.