Pendidikan Profesi Guru
Contoh Tugas Refleksi Modul Profesional Topik 1-8, PPG Fiqih Kemenag 2025
Inilah contoh Tugas Refleksi pada Modul Profesional topik 1-8 untuk guru Fiqih yang mengikuti PPG Kemenag 2025 batch 3.
TRIBUNNEWS.COM - Contoh Tugas Refleksi Modul Profesional topik 1-8 ditujukan kepada guru Fiqih yang mengikuti PPG Kemenag 2025 batch 3.
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) oleh Kementerian Agama (Kemenag) kembali digelar dan kini telah memasuki batch 3.
Peserta PPG Kemenag 2025 batch 3 adalah para guru agama, termasuk guru Fiqih.
Sejumlah tugas menanti bapak/ibu guru Fiqih selama menjalani PPG Kemenag 2025 batch 3. Salah satunya mengerjakan Tugas Refleksi di Learning Management System (LMS).
Tugas Refleksi dapat bapak/ibu guru Fiqih kerjakan setelah mengerjakan Tugas Mandiri dan mempelajari topik 1-8 mulai dari Zakat Hasil Tanah yang Disewakan hingga Moderasi Beragama dalam selama Pembelajaran Mandiri.
Adapun tugas yang diminta adalah:
- Pilih materi yang menarik dan deskripsikan materi tersebut!
- Lakukan analisis implementasi/penerapan materi tersebut!
- Tuliskan pengalaman praktis dari proses pembelajaran yang mendukung atau bertentangan dengan materi yang dipelajari!
- Uraikan tantangan yang dihadapi dan hikmah (lesson learn) yang didapatkan!
- Buat rencana aksi penerapan materi tersebut dalam kegiatan pembelajaran!
Bapak/ibu guru Fiqih yang kesulitan mengerjakan Tugas Refleksi Modul Profesional dapat menggunakan artikel ini sebagai referensi.
Inilah contoh Tugas Refleksi pada Modul Profesional untuk guru Fiqih yang mengikuti PPG Kemenag 2025 batch 3.
A. Contoh Tugas Refleksi Modul Profesional PPG Fiqih
Materi yang pilih adalah topik 1: Materi Zakat Hasil Tanah yang Disewakan
1. Deskripsi Materi
Materi Zakat Hasil Tanah yang Disewakan membahas tentang kewajiban zakat yang dikenakan pada hasil dari tanah yang tidak digunakan untuk bercocok tanam oleh pemiliknya, melainkan disewakan kepada pihak lain.
Dalam ajaran Islam, tanah yang menghasilkan pendapatan melalui penyewaan termasuk dalam kategori harta yang berkembang, sehingga wajib dikeluarkan zakatnya apabila telah mencapai nisab dan haul yang ditentukan.
Baca juga: Contoh Tugas Refleksi Modul Profesional, PPG PAI Kemenag 2025
Ketentuan Zakat Hasil Tanah yang Disewakan:
- Tanah yang disewakan tidak dikenakan zakat pertanian, karena zakat pertanian hanya berlaku bagi hasiI panen langsung dari tanah tersebut.
- Pendapatan dari sewa tanah dihitung sebagai zakat maal, yang wajib dikeluarkan sebesar 2,5 persen jika telah mencapai nisab (setara dengan 85 gram emas) dan berlangsung selama satu tahun (haul)
- Jika pemilik tanah mengolah sendiri hasil pertanian dari tanah tersebut, maka yang dikenakan zakat adalah hasil panennya, bukan uang sewa yang diperoleh.
- Perhitungan zakat dilakukan setelah dikurangi biaya operasional yang berkaitan Iangsung dengan pemeliharaan tanah tersebut.
DaIil tentang Zakat Hasil Tanah yang Disewakan:
- QS Al-Baqarah: 267, yang mengajarkan agar menunaikan zakat dari harta yang diperoleh dengan cara yang baik.
- HR. Bukhori & Muslim, yang menegaskan bahwa setiap harta yang berkernbang memiliki kewajiban zakat.
2. Analisis Implementasi/Penerapan Materi
Implementasi yang Sudah Berjalan:
- Kesadaran Masyarakat dalam Menunaikan Zakat Maal
- Kesadaran umat Islam untuk menunaikan zakat maal terus meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya individu yang mulai memahami kewajiban zakat atas harta, termasuk dari hasil penyewaan tanah.
Peran Lembaga Zakat
- Lembaga zakat seperti BAZNAS dan LAZ aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, sehingga pemahaman mengenai zakat maal semakin meluas. Kehadiran lembaga ini juga menjadi sarana yang memudahkan umat untuk menyalurkan zakatnya secara tepat sasaran.
Praktik Zakat dari Pendapatan Sewa Tanah
- Sebagian pemilik tanah yang memperoleh penghasilan dari penyewaan tanahnya sudah menunaikan zakat dari pendapatan tersebut. Hal ini mencerminkan adanya pemahaman bahwa zakat tidak hanya terbatas pada hasil pertanian, tetapi juga mencakup pendapatan dalam bentuk uang sewa.
Inovasi Layanan Zakat
- Beberapa lembaga zakat kini menyediakan layanan konsultasi dan kalkulator zakat yang dapat membantu masyarakat dalam menghitung zakat maal secara mudah, praktis, dan sesuai syariat. Inovasi ini membuat kewajiban zakat semakin mudah dilaksanakan oleh masyarakat.
Kesimpulan
- Implementasi zakat maal pada pendapatan sewa tanah menunjukkan perkembangan positif. Sosialisasi lembaga zakat, meningkatnya kesadaran umat, serta adanya inovasi layanan seperti kalkulator zakat membantu masyarakat menunaikan kewajiban dengan lebih mudah, teratur, dan sesuai dengan prinsip syariah.
3. Pengalaman Praktis dalam Pembelajaran
Pengalaman yang Mendukung Materi:
- Diskusi tentang zakat maal:
- Siswa diberikan pemahaman bahwa zakat tidak hanya berlaku pada pertanian, tetapi juga pada pendapatan dari sewa tanah.
- Dalam diskusi, beberapa siswa berbagi pengalaman keluarga mereka dalam membayar zakat hasil usaha.
- Simulasi perhitungan zakat hasil sewa tanah:
- Siswa diberikan studi kasus mengenai pemilik tanah yang memperoleh pendapatan dari penyewaan lahannya, lalu mereka diminta menghitung jumlah zakat yang harus dibayarkan.
- Hasilnya, siswa Iebih memahami bagaimana cara menghitung zakat maal.
- Kunjungan ke lembaga zakat:
- Siswa diajak untuk mengunjungi lembaga zakat guna memahami bagaimana dana zakat dikumpulkan dan didistribusikan.
- Siswa dapat melihat langsung bagaimana zakat memberikan manFaat bagi masyarakat yang membutuhkan.
Pengalaman yang Bertentangan dengan Materi:
- Beberapa siswa menganggap bahwa zakat hanya diwajibkan bagi mereka yang memiliki kekayaan besar, bukan bagi pemilik tanah dengan penghasilan terbatas.
- Ada pemahaman yang keliru bahwa pajak yang dibayarkan kepada negara sudah menggantikan kewajiban zakat, sehingga beberapa pemilik tanah tidak merasa perlu membayar zakat hasil sewa tanah.
- Dalam beberapa kasus, keluarga siswa yang memiliki tanah sewaan tidak mengetahui bahwa mereka wajib membayar zakat dari penghasilan tersebut.
4. Tantangan dan Hikmah yang Didapatkan
Tantangan yang Dihadapi:
- Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai zakat maal, terutama dalam konteks zakat hasil sewa tanah.
- Kesulitan dalam mengedukasi masyarakat yang telah lama memiliki pemahaman bahwa zakat hanya berlaku untuk hasil pertanian, bukan untuk pendapatan dari penyewaan tanah.
- Tidak semua orang memiliki sistem pencatatan yang baik dalam mengelola pendapatan dari hasil sewa tanah, sehingga menyulitkan perhitungan zakatnya.
- Masih ada anggapan bahwa zakat bersifat sukarela dan tidak memiliki sistem pengawasan yang kuat, sehingga tidak semua orang yang seharusnya membayar zakat benar-benar menunaikannya.
Hikmah Yang Didapatkan:
- Edukasi tentang zakat perlu diperkuat sejak dini agar siswa memiliki pemahaman yang Iebih baik tentang kewajiban zakat, termasuk zakat maal dari hasil sewa tanah.
- Pentingnya peran lembaga zakat dalam memberikan sosialisasi dan kemudahan dalam perhitungan serta pembayaran zakat bagi masyarakat.
- Kesadaran akan zakat tidak hanya memberikan manfaat spiritual, tetapi juga berdampak positiF bagi kesejahteraan sosial masyarakat.
- Transparansi dalam pengelolaan zakat perlu diperkuat agar semakin banyak orang yang percaya dan terdorong untuk menunaikan zakat mereka dengan benar.
5. Rencana Aksi dalam Pembelajaran
Untuk memastikan pemahaman siswa mengenai zakat hasil tanah yang disewakan, berikut beberapa langkah yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran:
- Integrasi dalam Mata Pelajaran
- Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI): Mengajarkan konsep zakat maal, termasuk zakat hasil sewa tanah, melalui pendekatan diskusi dan studi kasus.
- Pelajaran Matematika: Melakukan simulasi perhitungan zakat maal dengan contoh nyata dari hasil penyewaan tanah.
- Kegiatan Praktik dan Proyek Siswa
Membuat Kampanye Edukasi Zakat:
- Siswa membuat poster, brosur, atau video pendek tentang pentingnya zakat maal, termasuk dari pendapatan sewa tanah.
- Poster dipajang di lingkungan sekolah atau dibagikan di media sosial sekolah.
- Mengundang Narasumber dari Lembaga Zakat:
- Mengadakan seminar atau talkshow dengan perwakilan dari BAZNAS atau lembaga zakat lainnya untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang zakat maal.
- Tugas Wawancara dengan Pemilik Tanah:
- Siswa diberikan tugas untuk mewawancarai pemilik tanah di sekitar tempat tinggal mereka tentang kesadaran mereka dalam membayar zakat hasil sewa tanah.
- Kolaborasi dengan Orang Tua dan Masyarakat
Workshop untuk Orang Tua:
- Mengadakan sesi sosialisasi kepada orang tua siswa tentang kewajiban zakat maal, termasuk dari hasil penyewaan tanah.
Program Zakat Sekolah:
- Sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga zakat untuk menyalurkan zakat maal yang dikumpulkan dari warga sekolah kepada yang membutuhkan.
Melalui langkah-langkah ini, diharapkan siswa tidak hanya memahami teori tentang zakat hasil tanah yang disewakan, tetapi juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari serta menyebarkan pemahaman ini kepada masyarakat luas.
B. Contoh Tugas Refleksi Modul Profesional PPG Fiqih
1. Deskripsi Materi
Materi yang menarik dari modul Profesional Fikih adalah "Moderasi Beragama" pada Topik 8. Materi ini membahas konsep wasathiyyah atau jalan tengah dalam beragama, yang menekankan sikap seimbang, adil, dan toleran tanpa jatuh ke ekstremisme kanan (radikalisme) maupun kiri (liberalisme). Moderasi beragama didefinisikan sebagai cara pandang, sikap, dan perilaku yang selalu mengambil posisi tengah, bertindak adil, dan menghormati perbedaan keyakinan.
Dalil utamanya dari Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 143, yang menyebut umat Islam sebagai "ummatan wasathan" (umat pertengahan). Ciri-cirinya meliputi toleransi (tasamuh), keseimbangan (tawazun), keadilan ('adalah), musyawarah (syura), dinamis-inovatif (tathawwur wa ibtikar), keberadaban (tahaddur), cinta tanah air (al-muwathonah), penerimaan budaya (i'tiraf al-urf), dan anti-kekerasan (la 'unf). Dimensinya mencakup aqidah (keyakinan), syari'ah (hukum), dan akhlak (budi pekerti). Materi ini menarik karena relevan dengan isu kontemporer seperti kerukunan antarumat beragama di masyarakat multikultural seperti Indonesia.
2. Analisis Implementasi
Analisis implementasi materi moderasi beragama menunjukkan bahwa konsep ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari melalui pendidikan, sosial, dan kebangsaan. Dalam pendidikan, moderasi diimplementasikan dengan menyisipkan nilai-nilai toleransi ke dalam kurikulum, seperti melalui pendekatan pembelajaran diskusi dan evaluasi sikap siswa. Di masyarakat, ia mendorong dialog antaragama dan kerja sama lintas keyakinan untuk mencegah konflik.
Secara kebangsaan, moderasi mendukung Pancasila sebagai dasar negara, dengan menekankan persatuan di tengah keberagaman. Namun, implementasi sering terkendala oleh pemahaman parsial, di mana sebagian orang menganggap moderasi sebagai pengkhianatan terhadap ajaran agama murni. Secara keseluruhan, penerapan ini efektif jika didukung lembaga seperti Kementerian Agama RI, yang mempromosikan moderasi melalui program-program seperti pelatihan guru dan kampanye sosial.
3. Pengalaman Praktis
Dalam proses pembelajaran sebagai guru Fikih di madrasah, saya pernah menerapkan diskusi kelompok tentang toleransi antaragama, di mana siswa berbagi pengalaman hidup berdampingan dengan tetangga non-Muslim. Pengalaman ini mendukung materi moderasi beragama karena siswa belajar menghargai perbedaan, sejalan dengan ciri tasamuh dan tawazun.
Namun, ada pengalaman bertentangan ketika sebagian siswa dipengaruhi narasi online ekstremis, sehingga mereka menolak konsep moderasi dan menganggapnya sebagai bentuk kompromi yang melemahkan iman. Hal ini menunjukkan tantangan dalam membangun sikap terbuka, tapi juga memperkuat pentingnya contoh nyata dari guru untuk membangun kepercayaan.
4. Tantangan dan Hikmah
Tantangan yang dihadapi dalam menerapkan moderasi beragama meliputi pengaruh radikalisme dari media sosial, kurangnya pemahaman mendalam tentang wasathiyyah di kalangan masyarakat, dan resistensi dari kelompok puritan yang menganggap moderasi sebagai penyimpangan. Selain itu, di lingkungan pendidikan, tantangan muncul dari kurikulum yang masih dominan dogmatis tanpa penekanan pada konteks sosial.
Dari pengalaman ini, hikmah yang didapatkan adalah pentingnya dialog berkelanjutan untuk membangun pemahaman bersama, kesabaran dalam menghadapi perbedaan, dan bahwa moderasi bukan melemahkan agama, melainkan memperkuatnya sebagai rahmatan lil'alamin. Lesson learned: Pendidikan harus holistik, menggabungkan teori dan praktik untuk membentuk karakter toleran.
5. Rencana Aksi
Rencana aksi penerapan materi moderasi beragama dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tujuan: Meningkatkan pemahaman siswa tentang toleransi dan keseimbangan beragama melalui integrasi dalam pelajaran Fikih.
Langkah-langkah:
- Persiapan (1 minggu): Buat modul tambahan dengan contoh kasus nyata dari Indonesia, seperti kerukunan di masyarakat multikultural.
- Implementasi (4 minggu): Gunakan metode diskusi kelompok mingguan tentang dalil Al-Qur'an (misalnya QS Al-Baqarah:143) dan proyek kunjungan ke tempat ibadah lain untuk mempraktikkan tasamuh.
- Evaluasi (1 minggu): Lakukan asesmen sikap melalui jurnal refleksi siswa dan kuis tentang ciri moderasi.
- Tindak lanjut: Kolaborasi dengan orang tua melalui seminar sekolah untuk memperkuat nilai di rumah.
- Sumber daya: Buku modul, video edukasi, dan kerjasama dengan tokoh agama lokal.
- Indikator keberhasilan: 80 persen siswa menunjukkan sikap toleran dalam interaksi kelas dan laporan proyek.
C. Contoh Tugas Refleksi Modul Profesional PPG Fiqih
Topik yang dipilih adalah topik 7: Pendidikan Nilai dan Karakter
1. Analisis Implementasi/Penerapan Pendidikan Nilai dan Karakter
Pendidikan nilai dan karakter di sekolah diterapkan melalui pendekatan eksplisit dan implisit. Secara eksplisit, nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, kerja sama, dan tanggung jawab diajarkan melalui mata pelajaran tertentu, seperti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) atau Pendidikan Agama. Sementara itu, secara implisit, karakter dibangun melalui kebiasaan dan budaya sekolah, seperti pembiasaan salaman pagi, membaca doa sebelum belajar, atau program literasi.
Namun, implementasi ini sering kali menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya keterlibatan siswa, ketidakkonsistenan dalam praktik sehari-hari, serta pengaruh negatif dari lingkungan luar sekolah, termasuk media sosial dan pergaulan.
2. Pengalaman Praktis dalam Proses Pembelajaran
Mendukung: Penerapan metode role-playing atau bermain peran dalam kelas dapat membantu siswa memahami nilai-nilai karakter secara lebih konkret. Misalnya, dalam pelajaran PPKn, siswa diminta memainkan peran sebagai pemimpin yang adil dalam kelompok diskusi. Kegiatan proyek sosial, seperti membersihkan lingkungan sekolah atau berbagi dengan teman yang membutuhkan, membantu siswa mengalami nilai kepedulian dan kerja sama secara langsung.
Bertentangan: Beberapa siswa masih menunjukkan perilaku kurang disiplin meskipun sudah diberikan pemahaman tentang pentingnya karakter. Misalnya, mereka tetap datang terlambat atau kurang menghormati guru dan teman.
Tidak semua guru secara konsisten memberikan contoh yang baik, sehingga siswa kurang mendapatkan teladan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tantangan dan Hikmah yang Didapatkan
Tantangan:
- Kurangnya Kesadaran dan Keteladanan: Siswa cenderung kurang memahami pentingnya karakter jika tidak ada contoh nyata dari guru dan lingkungan sekitar.
- Pengaruh Lingkungan Luar Sekolah: Media sosial, pergaulan, dan budaya populer dapat memengaruhi perilaku siswa, terkadang bertentangan dengan nilai-nilai karakter yang diajarkan.
- Kesinambungan dalam Pembelajaran: Pendidikan karakter tidak bisa diajarkan dalam satu kali pertemuan, tetapi harus berkelanjutan dan menjadi budaya sekolah.
Hikmah (Lesson Learned):
- Pendidikan karakter harus diterapkan secara menyeluruh, tidak hanya di kelas tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
- Peran guru sebagai teladan sangat penting, karena siswa lebih mudah meniru tindakan nyata daripada hanya mendengar teori.
- Pendekatan yang kreatif dan kontekstual diperlukan agar siswa tidak merasa pendidikan karakter sebagai beban, tetapi sebagai bagian dari kehidupan mereka.
4. Rencana Aksi Penerapan dalam Pembelajaran
- Integrasi Pendidikan Karakter dalam Setiap Mata Pelajaran
- Setiap guru memasukkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran. Misalnya, dalam pelajaran Matematika, siswa diajarkan tentang kejujuran dalam mengerjakan soal tanpa menyontek.
- Membangun Budaya Sekolah yang Mendukung
- Menerapkan kebiasaan baik seperti program "Siswa Teladan" yang memberikan penghargaan kepada siswa yang menunjukkan sikap baik dalam keseharian.
- Mendorong guru untuk menjadi teladan dalam bersikap dan berinteraksi dengan siswa.
- Menggunakan Metode Pembelajaran Aktif
- Menerapkan diskusi studi kasus tentang dilema moral dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengajak siswa membuat proyek sosial seperti bakti sosial atau menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
- Melibatkan Orang Tua dan Masyarakat
- Menjalin kerja sama dengan orang tua untuk memberikan pemahaman tentang pendidikan karakter di rumah.
- Mengadakan seminar atau diskusi dengan masyarakat tentang pentingnya karakter dalam kehidupan sosial.
*) Disclaimer:
- Contoh Tugas Refleksi pada Modul Profesional dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru Fiqih yang mengikuti PPG Kemenag 2025 batch 3 untuk mengerjakan di LMS Kemenag.
- Beberapa contoh Tugas Refleksi pada Modul Profesional merupakan hasil olah AI, bapak/ibu guru PAI dapat memodifikasi.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)
Sumber: TribunSolo.com
Pendidikan Profesi Guru
PPG bagi Guru Tertentu Tahap 3 2025 Dibuka, Kuota 155.652 Peserta, Cek Ketentuan dan Jadwalnya |
---|
Cara Lapor Diri PPG Guru Tertentu Tahap 3 Tahun 2025 di LPTK dan Daftar Berkas yang Diunggah |
---|
50 Soal Tes Akhir Modul Pedagogik PPG PAI Kemenag 2025 dan Kunci Jawaban TAM |
---|
3 Hari Lagi Jadwal PPG Daljab Tahap 3 Lapor Diri di LPTK, Berikut Berkas yang Perlu Dipersiapkan |
---|
Kapan PPG Batch 4 Kemenag Dibuka? Ini Kriteria Syarat dan Tahapan Pelaksanaannya |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.