Minggu, 5 Oktober 2025

Akademisi Tegaskan Pendidikan Harus Membentuk Kepedulian, Bukan Sekadar Kecerdasan

LSPR baru-baru ini mencetak prestasi membanggakan dengan meraih peringkat pertama dunia dalam kategori Crisis Management

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
istimewa
PENDIDIKAN IDEAL - Rektor LSPR Institute of Communication and Business, Associate Prof. Dr. Andre Ikhsano dan Pendiri (kanan) dan CEO LSPR, Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR, FIPR (tengah) di Jakarta belum lama ini. Andre Ikhsano, menegaskan bahwa makna pendidikan tidak seharusnya berhenti pada pencapaian administratif atau prestasi akademik semata. 

Andre menyambut sistem pemeringkatan seperti WURI yang menilai kualitas pendidikan melalui inovasi sosial dan dampak nyata, bukan sekadar reputasi institusi atau jumlah publikasi ilmiah.

Bagi LSPR, keberanian untuk mengartikulasikan pendidikan sebagai instrumen transformasi sosial jauh lebih penting dibanding pengakuan simbolik.

“Peringkat hanyalah permukaan. Yang lebih penting adalah keberanian untuk menyatakan bahwa pendidikan bukan milik segelintir elite, tapi alat transformasi sosial,” tegas Andre.

Ia juga menekankan bahwa LSPR tidak berlomba membangun gedung megah, melainkan membangun jembatan sosial yang menghubungkan kampus dengan masyarakat.

“Itu jauh lebih penting hari ini,” ujarnya.

Di tengah lanskap dunia yang dilanda krisis iklim, ketimpangan sosial, dan tekanan mental, Andre menyakini bahwa pendidikan berbasis empati adalah jalan menuju keberlanjutan masa depan.

“Pendidikan tanpa empati adalah ruang hampa. Ia mungkin cemerlang di atas kertas, tapi akan gagal membentuk manusia yang bisa jadi bagian dari solusi,” katanya.

Pendiri dan CEO LSPR, Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR, FIPR menambahkan, di LSPR, pendidikan bukan sekadar hafalan dan tugas akhir tetapi tentang membentuk generasi pemimpin yang memahami dunia dan bersedia memperbaikinya.

Melalui Kurikulum Keberlanjutan, mahasiswa LSPR belajar tidak hanya tentang 17 tujuan global, tetapi juga bagaimana menerjemahkannya dalam kehidupan nyata.

Mereka merancang kampanye sosial, berkolaborasi dengan NGO, turun ke lapangan, dan menciptakan program yang menyentuh kehidupan masyarakat.

"Mereka tidak hanya tahu apa itu “iklim”, “kemiskinan”, atau “kesetaraan gender”—mereka berjuang di garis depan untuk menjadikan isu-isu itu prioritas bersama," katanya.

Baca juga: Guru Besar LSPR Institute: Indonesia Belum Miliki Model Komunikasi Politik yang Jelas

capaian LSPR dalam pemeringkatan World University Rankings for Innovation (WURI) 2025, Prita mengatakan, prestasi ini adalah bukti nyata bahwa inovasi dan kepedulian sosial bisa berjalan beriringan dalam dunia pendidikan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved