Sabtu, 4 Oktober 2025

Akademisi Tegaskan Pendidikan Harus Membentuk Kepedulian, Bukan Sekadar Kecerdasan

LSPR baru-baru ini mencetak prestasi membanggakan dengan meraih peringkat pertama dunia dalam kategori Crisis Management

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
istimewa
PENDIDIKAN IDEAL - Rektor LSPR Institute of Communication and Business, Associate Prof. Dr. Andre Ikhsano dan Pendiri (kanan) dan CEO LSPR, Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR, FIPR (tengah) di Jakarta belum lama ini. Andre Ikhsano, menegaskan bahwa makna pendidikan tidak seharusnya berhenti pada pencapaian administratif atau prestasi akademik semata. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Rektor LSPR Institute of Communication and Business, Associate Prof. Dr. Andre Ikhsano, menegaskan bahwa makna pendidikan tidak seharusnya berhenti pada pencapaian administratif atau prestasi akademik semata. 

Menurutnya, pendidikan ideal adalah proses pembentukan karakter dan kesadaran sosial yang menjadikan manusia utuh—berpikir kritis sekaligus peduli terhadap sesama.

“Pendidikan tidak boleh hanya menghasilkan lulusan yang pintar, tapi juga peduli,” ujar Andre dalam pernyataan resminya, menanggapi capaian LSPR dalam pemeringkatan World University Rankings for Innovation (WURI) 2025 di Jakarta, Sabtu (19/7/2025).

LSPR baru-baru ini mencetak prestasi membanggakan dengan meraih peringkat pertama dunia dalam kategori Crisis Management, berkat pendekatan lapangan yang nyata seperti program peningkatan kapasitas mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim bagi masyarakat adat di Bali.

Menurut Andre, keunggulan program ini terletak pada partisipasi yang bersifat kolektif dan sejajar antara komunitas akademik dan warga terdampak.

“Mahasiswa tidak datang membawa solusi. Mereka datang untuk membangun solusi bersama,” ungkapnya.

Pernyataan tersebut mencerminkan filosofi pendidikan LSPR yang mengutamakan empati, keterlibatan sosial, dan keberpihakan kepada kelompok rentan sebagai landasan pembelajaran.

“Wajah sejati pendidikan muncul ketika ia memanusiakan, bukan mendikte,” tambahnya.

Lebih jauh, Andre juga menyoroti urgensi krisis kesehatan mental di kalangan mahasiswa sebagai tantangan pendidikan modern yang tak kalah serius.

Melalui program Building Resilience: Mental Health and Well-Being, LSPR menciptakan ruang aman bagi mahasiswa untuk menghadapi tekanan akademik dan persoalan pribadi.

Program ini berhasil mengantar institusi itu menempati peringkat kedua dunia dalam kategori Student Support and Engagement versi WURI.

“Yang lebih penting adalah keberanian untuk mendengarkan,” ujar Andre.

“Di balik indeks prestasi, ada banyak jiwa muda yang rapuh dan lelah. Pendidikan harus hadir di situ,” katanya.

Selain itu, LSPR juga menduduki peringkat ketiga dunia dalam kategori SDG-Based Responses to Global Challenges, melalui integrasi Kurikulum Keberlanjutan yang memfasilitasi mahasiswa menerjemahkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke dalam aksi nyata yang relevan dan berdampak.

“Pendidikan hari ini bukan lagi soal memberi jawaban, tetapi tentang melatih kepekaan terhadap pertanyaan besar dunia,” katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved